Komisaris Utama PT Bank Syariah Indonesia (BSI), Muliaman D Hadad, menyatakan bahwa perbankan syariah dapat menjadi penopang di tengah ketidakpastian ekonomi global dan dalam menghadapi pemilu. Muliaman menyampaikan bahwa perkembangan perbankan syariah sejak tahun 2019 selalu mencapai pertumbuhan dua digit, yang lebih tinggi dibandingkan dengan bank konvensional atau perbankan nasional secara keseluruhan.
“Dari angka ini, saya dapat mengatakan bahwa kinerja bank syariah lebih baik daripada kinerja perbankan konvensional secara nasional,” ujar Muliaman dalam acara priority gathering nasabah BSI Prioritas dan market outlook 2024 dengan tema “Finding Silver Linings in A Year of Uncertainty” di Hotel Langham, Jakarta, pada Rabu (25/10/2023).
Muliaman juga mengungkapkan bahwa pertumbuhan aset perbankan syariah hingga Juni 2023 mencapai 14%, yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan perbankan konvensional yang hanya sebesar 6,47%.
“Menurut saya, angka ini sangat tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan perbankan konvensional yang hanya separuhnya,” tambah Muliaman.
Namun, Muliaman juga mengakui bahwa saat ini perbankan syariah masih memiliki pangsa pasar yang rendah, yaitu hanya sekitar 6% hingga 7%. Muliaman menyebut bahwa hanya sepuluh dari 100 orang yang memiliki rekening bank syariah.
“Tantangan kita saat ini adalah meningkatkan literasi dan inklusi perbankan syariah. Saya selalu berpesan kepada BSI untuk menghilangkan stigma bahwa bank syariah rumit dan mahal,” ungkap Muliaman.
Muliaman juga menyebutkan bahwa kemudahan layanan dan biaya yang kompetitif dibandingkan dengan perbankan konvensional akan membuat masyarakat percaya dan beralih menggunakan perbankan syariah. Ia juga mengajak nasabah prioritas BSI untuk membantu meningkatkan literasi dan inklusi perbankan syariah kepada masyarakat.
“Dengan begitu, akan terbentuk ekosistem yang semakin besar dan luas. Hal ini akan mempercepat peningkatan pangsa pasar perbankan syariah yang saat ini masih di angka 6-7%,” kata Muliaman.
Sumber: Republika