Dampak Lemahnya Rupiah Terhadap Industri Manufaktur

by -154 Views

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan bahwa industri manufaktur saat ini sedang merasakan dampak depresiasi kurs rupiah. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sebelumnya menyebabkan kenaikan biaya impor bahan baku dan logistik, dan sekarang diikuti oleh kenaikan suku bunga pinjaman perbankan bagi sektor manufaktur.

Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan menjadi 6 persen. Sebelumnya, suku bunga berada di posisi 5,75 persen sejak Januari 2023. Situasi ini mendorong industri manufaktur untuk menghitung ulang biaya produksi. Beberapa industri bahkan memangkas margin keuntungan mereka untuk menanggung beban biaya produksi.

Namun, pelaku industri berskala kecil terpaksa harus menyesuaikan harga karena semakin tingginya harga bahan baku dan biaya produksi. Menteri Perindustrian menilai keputusan BI untuk menaikkan suku bunga acuan didasarkan pada evaluasi menyeluruh terhadap inflasi di Indonesia.

Meskipun begitu, Menperin berharap inflasi di Indonesia tetap terkendali dan tidak ada perubahan yang dapat meningkatkan biaya produksi di sektor industri, seperti kenaikan harga gas industri atau tarif listrik. Hal ini bertujuan agar biaya produksi tetap stabil dan produk industri tetap kompetitif.

Menperin menambahkan bahwa kementerian yakin bank sentral memiliki berbagai instrumen untuk menjaga stabilitas. Selain itu, perbankan juga dapat mendukung sektor industri yang selama ini memberikan kontribusi pajak dan memiliki kontribusi ekonomi tertinggi.

Menteri Perindustrian optimis bahwa sektor manufaktur akan tetap tumbuh. Langkah utama yang perlu dilakukan adalah meningkatkan penggunaan produk dalam negeri untuk mendukung sektor industri dalam negeri agar tetap produktif dan berdaya saing di situasi saat ini.

Selain itu, belanja produk dalam negeri juga dapat menurunkan impor yang mempengaruhi nilai tukar rupiah. Kementerian Perindustrian mendorong realisasi komitmen belanja Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah maupun BUMN tahun 2023 sebesar Rp 1.157,47 triliun. Saat ini, realisasi anggaran nasional mencapai 66,78 persen per 23 Oktober 2023.

Sumber: Republika