Pertamina Group Terhormat sebagai Penerima 10 Penghargaan ProKlim 2023 dari KLHK sebagai Bukti Komitmen dalam Membantu Kemajuan Masyarakat

by -443 Views

Komitmen Pertamina bersama masyarakat untuk memajukan desa-desa di berbagai wilayah di Indonesia mendapatkan apresiasi dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya. Sepuluh entitas bisnis Pertamina dinobatkan sebagai pendukung Program Kampung Iklim (ProKlim) 2023 kategori instansi.

Pada ajang ini, Subholding Commercial & Trading, PT Pertamina Patra Niaga memperoleh 6 penghargaan yakni untuk DPPU Sultan Thaha (Jambi), DPPU Adi Sumarno (Solo), DPPU Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Fuel Terminal Maos (Cilacap), Integrated Terminal Panjang (Lampung), dan Integrated Terminal Palembang.

Selain itu, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) sebagai Subholding Refining dan Petrochemical meraih dua penghargaan yakni RU V Balikpapan dan RU III Plaju. Penghargaan juga diraih PT Pertamina EP Donggi Matindok Field dan PT Perta Samtan Gas.

Menteri LHK Siti Nurbaya memberikan apresiasi kepada para pihak yang telah bekerja mewujudkan ProKlim di daerahnya. “Penghargaan ini kami berikan untuk menghargai dedikasi para pelaku Proklim dan sebuah apresiasi bagi seluruh aktor di lapangan maupun pelaku usaha yang senantiasa memberikan pembinaan dengan baik, aktif berpartisipasi, dan mendukung pelaksanaan Proklim,” ujar Menteri LHK, Siti Nurbaya.

Lebih lanjut Fadjar menjelaskan bahwa entitas-entitas Pertamina yang menerima penghargaan karena secara konsisten mengajak masyarakat dalam aksi dan mitigasi ProKlim untuk lingkungan yang lebih baik. Seperti contoh yang dilakukan di Integrated Terminal Palembang dengan pembinaan di Desa Pulau Semambu, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir yang memberdayakan masyarakat melalui program Desa Energi Berdikari untuk mengembangkan pertanian yang ramah lingkungan melalui pemanfaatan energi terbarukan dari sinar matahari.

“Pemanfaatan panel surya, manajemen usaha, dan pemasaran digital kepada masyarakat dilakukan secara terstruktur. Dilengkapi panel surya berkapasitas 6,54 kWp dan teknologi penyimpanan energi baterai lithium sebesar 10 kWh, program ini mampu menghasilkan 8.442 kWh energi per tahun. Ini membawa potensi penghematan biaya listrik sekitar Rp 13 juta per tahun. Selain itu penerapan energi surya tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga mendukung pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan dengan mengurangi emisi karbon sebanyak 8.502 kg CO2eq per tahun,” ujar Fadjar.

Dampak positif dari program ini sangat terasa. Lebih dari 140 petani telah merasakan manfaat langsung dari praktik pertanian terpadu yang didukung oleh program DEB. Berdirinya Kelompok Home Industry yang terdiri dari 10 anggota juga terasa berdampak, dengan peningkatan pendapatan petani sebesar 30 persen dan omzet mencapai Rp 1.500.000 per bulan per petani, serta Rp 1.000.000 per bulan per kelompok.

ProKlim merupakan bagian dari komitmen dan kontribusi Indonesia dalam upaya pengendalian perubahan iklim global dengan peran non-party stakeholder, sesuai hasil Pertemuan Para Pihak (Conference of The Parties/COP) ke-26 UNFCCC yang tertuang dalam Glasgow Climate Pact.

Kegiatan utama ProKlim terbagi dalam dua dimensi: Adaptasi dan Mitigasi. Pada dimensi adaptasi, kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah pengendalian kekeringan, banjir dan longsor, peningkatan ketahanan pangan, Penanganan atau Antisipasi Kenaikan Muka Laut, Rob, Intrusi Air Laut, Abrasi, Ablasi atau Erosi Akibat Angin, Gelombang Tinggi dan Pengendalian Penyakit terkait Iklim.

Sementara dalam dimensi mitigasi, kegiatan ProKlim meliputi pengelolaan sampah, limbah padat dan cair, penggunaan energi baru terbarukan dan konservasi energi, budidaya pertanian rendah emisi GRK, peningkatan tutupan vegetasi, serta pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.

Usaha berkelanjutan Pertamina Group dalam mendukung implementasi ProKlim ini selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) ke-13, yaitu mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya, sekaligus mendukung implementasi ESG (Environmental, Social and Governance) dengan mengajak masyarakat untuk mengelola perubahan iklim secara berkesinambungan.