Realisasi Subsidi Energi Turun, Sri Mulyani: Harga Minyak Mereda

by -175 Views

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan bahwa realisasi sementara subsidi energi pada tahun 2023 mencapai Rp 164,3 triliun. Angka ini mengalami penurunan sebesar 4,4 persen jika dibandingkan dengan tahun 2022, yang sebesar Rp 171,9 triliun.

“Subsidi energi mengalami penurunan sebesar 4,4 persen (yoy). Hal ini dipengaruhi oleh turunnya harga minyak dunia dan melemahnya nilai tukar rupiah,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN 2023 di Gedung Djuanda 1, Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (2/1/2024).

Dia menjelaskan bahwa realisasi subsidi energi Rp 164,3 triliun terdiri dari subsidi BBM dan LPG tabung 3 kilogram sebesar Rp 95,6 triliun atau mengalami kontraksi sebesar 17,3 persen (yoy). Kemudian, subsidi listrik mencapai Rp 68,7 triliun yang mengalami pertumbuhan sebesar 22,2 persen (yoy).

Untuk penyaluran bahan bakar minyak (BBM) terdiri dari solar dan minyak tanah mencapai 16,5 juta kilo liter, dan LPG 3 kg sebesar 7,7 juta metrik ton. Sementara subsidi listrik sudah dinikmati oleh 40 juta rumah tangga.

Sri Mulyani juga meminta kepada PT Pertamina untuk menyusun strategi yang tepat dalam penyaluran subsidi energi. Dia juga mengatakan bahwa dalam pelaksanaan transformasi pendistribusian LPG tabung 3 kilogram sudah tepat sasaran melalui proses pendataan penggunaan LPG tabung 3 kilogram di subpenyalur atau pangkalan berbasis teknologi.

“BBM bersubsidi juga sudah ada aplikasi MyPertamina, sehingga subsidi lebih terarah. Jadi, bantuan dapat diberikan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan,” kata Sri Mulyani.

Terkait kurang bayar subsidi energi, Sri Mulyani menegaskan bahwa kewajiban pemerintah sudah dibayarkan. Hal ini menandakan bahwa posisi keuangan Pertamina dalam keadaan kuat dan sehat.

“Kita membayar subsidi tepat waktu, bahkan yang saat ini sudah kita bayarkan sampai kuartal ketiga,” tegasnya.

Secara keseluruhan, realisasi belanja subsidi pada tahun 2023 mencapai Rp 269,6 triliun. Nilai ini naik 6,85 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang sebesar Rp 252,8 triliun. Realisasi belanja subsidi ini terdiri dari subsidi energi sebesar Rp 164,3 triliun dan subsidi nonenergi sebesar Rp 105,3 triliun. Realisasi subsidi energi naik sebesar Rp 24,3 triliun dibandingkan dengan realisasi pada tahun 2022.

Dia juga menjelaskan bahwa komponen dari subsidi nonenergi meliputi subsidi pupuk sebesar Rp 42,1 triliun, subsidi PSO sebesar Rp 5,1 triliun, subsidi bunga kredit program sebesar Rp 46,9 triliun, dan subsidi pajak ditanggung pemerintah (DTP) sebesar Rp 11,3 triliun.

“Subsidi pupuk sudah tersalurkan sebanyak 6,1 juta ton. Debitur KUR juga tersalurkan kepada 4,6 juta penerima, dengan realisasi penyaluran kredit KUR sebesar Rp 259,8 triliun, dan subsidi perumahan sebanyak 229 ribu unit,” ungkap Sri Mulyani.

Sumber: Republika