Dari Gabah Hingga Cabai Rawit: Petani Merasakan Kenaikan Nilai Tukar

by -121 Views

JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) nasional Desember 2023 sebesar 117,76 atau naik 0,88 persen dibanding bulan sebelumnya. Menurut Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, kenaikan NTP ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 1,29 persen, lebih tinggi dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,40 persen.

“Empat komoditas yang mempengaruhi kenaikan It nasional adalah gabah, bawang merah, kelapa sawit, dan cabai rawit,” ujar Amalia saat konferensi pers di Jakarta.

Amalia juga menyatakan bahwa NTP subsektor tertinggi pada Desember 2023 adalah holtikultura, dengan kenaikan NTP sebesar 5,51 persen dari bulan sebelumnya. Di sisi lain, NTP Januari-Desember 2023 secara nasional sebesar 112,46 dengan nilai It sebesar 131,59 sedangkan Ib sebesar 117,01.

Pada Desember 2023, BTP Provinsi Sulawesi Tengah mengalami kenaikan tertinggi (2,22 persen), sementara NTP Provinsi Maluku Utara mengalami penurunan terbesar (0,88 persen) dibandingkan provinsi lainnya.

Amalia juga menyampaikan bahwa Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di Indonesia pada Desember 2023 naik 0,53 persen, disebabkan oleh kenaikan indeks pada sebagian besar kelompok pengeluaran.

Selain itu, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) nasional Desember 2023 juga mengalami kenaikan, yaitu sebesar 119,68 atau naik 1,17 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan NTUP ini disebabkan oleh kenaikan It sebesar 1,29 persen, lebih tinggi dari kenaikan biaya produksi dan penambahan modal (BPPBM) sebesar 0,12 persen.

Amalia juga menjelaskan bahwa dari 1.407 transaksi penjualan gabah di 25 provinsi selama Desember 2023, tercatat transaksi gabah kering panen (GKP) sebesar 60,55 persen, gabah kering giling (GKG) 30,77 persen, dan gabah luar kualitas 8,67 persen.

“Rata-rata harga GKP di tingkat petani Rp 6.725,00 per kg atau naik 0,12 persen dan di tingkat penggilingan Rp 6.880,00 per kg atau naik 0,11 persen dibandingkan harga pada bulan sebelumnya. Rata-rata harga GKG di tingkat petani Rp 7.721,00 per kg atau naik 1,70 persen dan di tingkat penggilingan Rp 7.839,00 per kg atau naik 1,73 persen. Harga gabah luar kualitas di tingkat petani Rp 6.513,00 per kg atau naik 2,04 persen dan di tingkat penggilingan Rp 6.629,00 per kg atau naik 1,80 persen,” lanjut Amalia.

Dibandingkan Desember 2022, rata-rata harga gabah pada Desember 2023 di tingkat petani untuk kualitas GKP, GKG, dan gabah luar kualitas masing-masing naik sebesar 19,58 persen; 25,21 persen; dan 29,37 persen. Di tingkat penggilingan, rata-rata harga gabah pada Desember 2023 dibandingkan Desember 2022 untuk kualitas GKP, GKG, dan gabah luar kualitas masing-masing naik sebesar 19,70 persen; 24,86 persen; dan 29,10 persen.

Amalia juga menyampaikan bahwa pada Desember 2023, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp 13.348,00 per kg, naik sebesar 0,74 persen dibandingkan bulan sebelumnya, sementara beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp 13.071,00 per kg atau naik sebesar 0,86 persen. Rata-rata harga beras dengan kualitas luar kualitas di penggilingan sebesar Rp 12.530,00 per kg atau turun sebesar 0,04 persen.

Dibandingkan dengan Desember 2022, rata-rata harga beras di penggilingan pada Desember 2023 untuk kualitas premium, medium, dan luar kualitas masing-masing naik sebesar 21,85 persen; 26,03 persen dan 27,77 persen.