Ancaman Eksploitasi Gumuk di Jember Menurut Aktivis Lingkungan

by -70 Views

Gunung Sadeng, salah satu gumuk di Jember yang sampai hari ini masih dieksploitasi, Kamis (24/10/2024). (Foto: Fathur Rozi/Suara Indonesia)

SUARA INDONESIA, JEMBER – Eksploitasi gumuk (bukit pasir vulkanik) di Jember kini menjadi isu penting dengan dampak negatif yang mengancam lingkungan. Sumber daya alam ini terus dirusak, meskipun gumuk telah lama berperan penting dalam menjaga keseimbangan iklim mikro di wilayah tersebut.

Wahyu Giri, Aktivis Lingkungan asal Jember, menyatakan bahwa pembongkaran gumuk terus berlanjut hingga hari ini. Meskipun tidak disebutkan jumlah pasti gumuk yang telah dirusak.

Menurutnya, pembongkaran tersebut dilakukan untuk berbagai alasan, namun yang paling umum adalah untuk pengambilan batu piring yang terdapat dalam gumuk untuk keperluan ekspor.

Giri menjelaskan bahwa eksploitasi gumuk yang terus berlangsung memiliki dampak negatif, salah satunya terhadap sektor pertanian tembakau. Ia membandingkan cara menanam tembakau dahulu dengan sekarang.

Menurut Giri, gumuk seharusnya dimanfaatkan secara ekonomi tanpa harus dirusak. Salah satunya sebagai destinasi wisata geologi, seperti yang telah dilakukan di Yogyakarta.

Selain itu, Giri juga mengomentari tentang Ranperda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2024-2044 yang telah menghilangkan status gumuk sebagai cagar geologi unik yang sebelumnya termaktub dalam RTRW 2015-2035.

Di RTRW yang baru, status gumuk telah dihilangkan dan kini digunakan untuk pertanian, perkebunan, dan hortikultura. Perlindungannya juga menjadi lebih rendah dibandingkan dengan RTRW sebelumnya.

—————–

Artikel ini dipublikasikan oleh Fathur Rozi (Magang) dan diedit oleh Mahrus Sholih.

Untuk berita terkini, kunjungi SUARA INDONESIA.