Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengatakan Kementerian Pertanian (Kementan) sedang mempercepat proses penanaman padi di berbagai daerah untuk meningkatkan produksi dan mengurangi impor beras pada tahun 2024.
Amran menjelaskan bahwa akselerasi penanaman ini dilakukan sebagai respons terhadap terjadinya penundaan musim tanam selama satu hingga dua bulan akibat kekeringan yang disebabkan oleh fenomena El Nino. “Sekarang, kita harus melakukan akselerasi tanam agar tahun depan kita bisa mengurangi impor,” kata Amran.
Dia menjelaskan bahwa penanaman cepat akan dilakukan terutama di lahan yang dilengkapi dengan fasilitas irigasi. Luas lahan tersebut mencapai satu juta hingga 1,5 juta hektar di seluruh Indonesia. Penanaman cepat ini merujuk pada penanaman kembali setelah panen, yang biasa disebut “tanam culik” oleh petani.
Selain itu, Kementan juga akan memberikan insentif berupa bibit kepada petani yang melakukan penanaman cepat. Amran juga menyebut bahwa pemerintah akan meningkatkan indeks pertanaman di lahan rawa. Saat ini, lahan rawa di Indonesia hanya ditanami sekali, namun rencananya akan ditingkatkan menjadi dua hingga tiga kali penanaman.
Kementan juga berencana membangun embung sebagai upaya mengumpulkan air hujan yang dapat digunakan untuk pengairan lahan persawahan. Amran menjelaskan bahwa hal ini sesuai dengan arahan Presiden Jokowi untuk melakukan akselerasi tanam, mengingat penundaan musim tanam akan berdampak pada penundaan masa panen puncak di tahun depan.
Amran optimis bahwa akselerasi penanaman ini akan efektif meningkatkan produksi beras. Dia menjelaskan bahwa sebelumnya pemerintah Jokowi telah berhasil mencapai swasembada beras pada tahun 2017, 2019, dan 2020. Namun, upaya ini terhambat oleh El Nino pada tahun ini.
Ia menambahkan bahwa produksi beras saat ini berada pada posisi 30 juta ton, yang sama dengan kebutuhan. Oleh karena itu, Indonesia masih harus mengimpor beras sebagai cadangan.
Sumber: Republika