PT Pertamina (Persero) baru saja menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi per 1 November 2023. Salah satunya BBM RON 92 Pertamax yang sebelumnya dihargai Rp 14.000 per liter menjadi Rp 13.400 per liter.
Namun, penurunan harga tidak berlaku untuk BBM subsidi khususnya Pertalite yang tetap dihargai Rp 10.000 per liter di seluruh wilayah Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menjelaskan bahwa harga BBM non-subsidi akan mengikuti fluktuasi harga minyak mentah di pasar internasional.
Kenaikan harga minyak non-subsidi sebelumnya tidak dapat dihindari karena adanya kenaikan harga minyak mentah dunia hampir mencapai 100 dolar AS per barel. Namun, dengan penurunan harga minyak mentah saat ini, Pertamina kembali menurunkan harga produk-produk non-subsidinya.
Hanya saja, harga BBM bersubsidi seperti Pertalite tidak langsung mengalami penurunan ketika harga minyak mentah melemah. Penetapan harga BBM bersubsidi tetap bergantung pada keputusan pemerintah yang mempertimbangkan kemampuan anggaran negara untuk memberikan subsidi kepada Pertamina.
Meskipun demikian, untuk saat ini harga Pertalite tidak mengalami penurunan. Belum ada penjelasan lebih lanjut mengenai potensi penurunan harga Pertalite di masa mendatang.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, menjelaskan bahwa harga keekonomian Pertalite masih lebih mahal sekitar Rp 2.000 per liter dibandingkan harga jual saat ini. Harga asli Pertalite seharusnya sekitar Rp 12.000 per liter, namun pemerintah menetapkan harga jualnya sebesar Rp 10.000 per liter. Oleh karena itu, belum ada peluang penurunan harga Pertalite.
Sumber: Republika