Pembangunan transmisi pipa gas bumi Cirebon-Semarang (CISEM) dan Dumai-Sei Mangke merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa pembangunan proyek pipa gas Cisem Tahap I (Ruas Semarang-Batang) sepanjang 60 KM telah selesai dibangun, dan proyek Cisem Tahap II (Batang-Kandang Haur) akan mulai dibangun pada tahun depan.
Potensi demand pipa CISEM tahap II ini, antara lain industri di Cirebon, Tegal. Pekalongan, Brebes dan Pemalang dengan volume sekitar 5,8-12 MMSCFD. Selain itu, konsumen komersial seperti hotel dan restoran. Juga, jaringan gas rumah tangga, kilang minyak Balongan dengan volume 24 MMSCFD dan berpotensi meningkat hingga 42 MMCSFD. Demand lainnya adalah pembangkit tenaga listrik dengan volume 189-199 MMCSFD.
Kementerian ESDM, sebut Arifin, juga sedang mempersiapkan pembangunan pipa gas ruas Dumai-Sei Mangke di Sumatera bagian utara. Jika hal tersebut sudah selesai dilakukan, maka akan meningkatkan pemanfaatan gas domestik, karena sudah terhubung dari Jawa Timur hingga Sumatera bagian utara.
Total anggaran yang akan dipakai untuk pembuatan pipa gas Dumai-Sei Mangke sebesar Rp 6,6 triliun, dan akan menyalurkan potensi gas bumi dari Wilayah Kerja (WK) Agung dan Andaman di Aceh untuk dimanfaatkan di Jawa dan Sumatera.
Jika pipa gas sudah tersambung dari Sumatera hingga Jawa Timur, maka akan ada penambahan penerima jaringan gas kota (jargas) di Cisem sebanyak 300 ribu sambungan rumah tangga (SR) dan Dumai-Sei Mangke sebanyak 600 ribu SR. Dari angka tersebut akan mengurangi subsidi LPG 3 kg sebanyak Rp 630 miliar per tahun, dan akan menghemat devisa impor LPG sebesar Rp 1,08 triliun per tahun.
Sumber: Republika