Bank Kalsel sedang mempertimbangkan perubahan statusnya menjadi Bank Devisa seiring dengan tren pertumbuhan ekonomi yang positif di Kalimantan Selatan. Pertumbuhan ekonomi ini dipicu oleh lapangan usaha strategis di sektor jasa, pariwisata, mineral dan pertambangan, transportasi, pergudangan, serta industri pengolahan.
Direktur Utama Bank Kalsel, Fachrudin, menyampaikan bahwa perubahan status menjadi Bank Devisa akan memungkinkan perusahaan untuk lebih fokus pada transaksi mata uang asing dan layanan jasa pengiriman uang (Remitansi). Ini akan membantu dalam melayani nasabah korporasi asal Kalimantan Selatan yang telah masuk ke dalam jajaran eksportir global dan mendukung nasabah UMKM.
Fachrudin juga menambahkan bahwa perkembangan teknologi keuangan antarnegara dan dorongan pemerintah untuk memperbesar volume ekspor bagi UMKM memperlihatkan bahwa status Bank Kalsel sebagai Bank Devisa adalah langkah yang tidak dapat dihindari.
Selain itu, Bank Kalsel juga tengah mempersiapkan layanan aplikasi digital “Ready Cash” untuk menyasar pangsa pasar lintas generasi mulai dari Gen Z hingga pensiunan. Lebih lanjut, Bank Kalsel berupaya untuk memudahkan akses layanan perbankan melalui gawai, sehingga transaksi keuangan dapat dilakukan dengan mudah tanpa perlu ke kantor.
Dengan segala persiapan ini, Bank Kalsel berharap untuk segera menjadi Bank Devisa pada tahun 2023.