Berulang kali sejarah telah membuktikan bahwa kunci keberhasilan suatu bangsa adalah kepemimpinan. Saya belajar dari pengalaman di tentara bahwa “tidak ada prajurit yang buruk, hanya ada komandan yang buruk.” Selain itu, ada juga pepatah yang mengatakan “seribu kambing dipimpin oleh seekor harimau akan mengaum semua. Tetapi seribu harimau dipimpin kambing akan melengking semua.”
Salah satu contoh cerita kepemimpinan yang cerdas dari masa penjajahan Nusantara adalah kisah Teuku Umar, seorang tokoh pejuang dari Aceh. Teuku Umar dikenal sebagai seorang pemimpin yang cerdas, berani, keras, dan pantang menyerah. Dia terlibat dalam perlawanan terhadap penjajah Belanda sejak usia 19 tahun pada agresi pertama Belanda pada tahun 1873.
Teuku Umar bahkan pura-pura menjadi antek Belanda dan masuk dinas militer demi memperoleh peran yang lebih besar untuk melawan penjajah. Ia berhasil membuat Belanda terkejut dengan kabar bahwa tentara mereka yang ikut Teuku Umar dibunuh di tengah laut, sementara senjata dan perlengkapan perang mereka dirampas. Setelah bertahun-tahun berperang melawan Belanda, Teuku Umar akhirnya gugur dalam pertempuran melawan tentara Belanda di pinggiran kota Meulaboh.
Kisah kepemimpinan Teuku Umar menginspirasi banyak orang dan menjadi contoh bagaimana seorang pemimpin bisa memimpin dengan cerdas, taktis, dan tanpa kenal menyerah.
