Mendorong Ketahanan Pangan Melalui Program Panen Sayur Organik dan Pelatihan Urban Farming di Bidang V OASE KIM

by -164 Views

JAKARTA — Sumber pangan tidak hanya berasal dari tanaman yang tumbuh di sawah atau ladang, tetapi juga bisa diproduksi sendiri melalui pemanfaatan pekarangan. Pemanfaatan pekarangan dalam konteks ini mengacu pada pekarangan yang dikelola dengan pendekatan terpadu antara berbagai jenis tanaman, ternak, dan budidaya ikan. Dengan adanya pekarangan terpadu ini, ketersediaan pangan untuk memenuhi gizi keluarga dapat terjamin secara berkelanjutan.

Untuk maksimalnya manfaat pekarangan, peran perempuan sangatlah penting. Perempuan memiliki peran vital dalam pengelolaan domestik rumah tangga yang menjamin ketahanan pangan. Peran ini secara alami menuntut perempuan untuk berperan aktif dalam diversifikasi pangan dan kreativitas dalam pengelolaan lahan kosong untuk budidaya tanaman.

Untuk merealisasikan konsep ini, pada 17 November 2023, Bidang V OASE-KIM melakukan bimbingan teknis dan peninjauan ke kelompok wanita tani (KWT) Sri Rejeki, salah satu KWT percontohan di Banjar Baru. OASE-KIM sangat mendorong masyarakat Indonesia untuk memanfaatkan lahan sempit pekarangan rumah sebagai lahan produktif yang bisa menghasilkan bahan pangan sehat berupa sayuran dan buah-buahan.

Acara bimbingan teknis melibatkan 150 peserta yang terdiri dari anggota PKK Kabupaten Banjar Baru, Dharma Pertiwi, dan Bhayangkari. Kegiatan ini meliputi pelatihan teknis pemanfaatan pekarangan untuk budidaya tanaman dengan konsep urban farming yang dikombinasikan dengan budidaya ikan.

Konsep pertanian terpadu dengan perikanan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas keluarga dan membawa keluarga menjadi lebih sejahtera. Gabungan pembangunan pertanian yang diusung Kementerian Pertanian yang dikolaborasikan dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan ini cukup baik untuk memperkuat ketahanan pangan keluarga.

Istri Menteri Pertanian, Martati Amran, menyampaikan bahwa ketersediaan pangan nasional dimulai dari ketersediaan pangan keluarga. Setiap keluarga harus mampu menyediakan pangan bagi anggota keluarga, dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada, termasuk potensi lahan pekarangan.

Untuk mendorong pemanfaatan pekarangan sebagai salah satu penyedia pangan keluarga, Kementerian Pertanian memiliki program optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui konsep Pekarangan Pangan Lestari (P2L). Kegiatan P2L dilaksanakan dalam mendukung program pemerintah untuk penanganan rawan pangan, prioritasnya adalah untuk mencukupi kebutuhan gizi dalam mencegah stunting.

KWT Sri Rejeki, sebagai pelaksana program P2L, dinilai cukup berhasil. Kelompok tani yang terdiri dari ibu rumah tangga ini telah memiliki sertifikat prima 3, yang dikenal sebagai jaminan budidaya organik.

Kegiatan lain yang dilakukan oleh KWT Sri Rejeki tidak hanya terbatas pada penanaman sayuran organik, tetapi juga mencakup inovasi olahan produk pertanian dan keberanian dalam pemasaran produk secara inovatif. Hal ini secara tidak langsung menghasilkan KWT yang tangguh dan menginspirasi para perempuan lain.

KWT Sri Rejeki juga memproduksi minuman bunga telang yang dikemas secara menarik. Hal tersebut turut mendorong OASE-KIM untuk meninjau kondisi KWT. Kesempatan tersebut sekaligus mengangkat kisah sukses pemberdayaan para perempuan inspiratif yang berasal dari keluarga.

Dalam kesempatan tersebut, Kementerian Pertanian memberikan dukungan terhadap kegiatan Bidang V OASE-KIM dengan menyalurkan bantuan 120 benih durian unggul nasional varietas Sijapang, benih sayuran daun, dan paket microgreen yang mendukung pemanfaatan pekarangan untuk ketahanan pangan keluarga.