Peserta yang mengikuti aksi damai Indonesia Turun Tangan Bantu Palestina di Titik Nol Kilometer Yogyakarta pada Sabtu (21/10/2023) juga membawa poster untuk memboikot McD.
Aksi boikot produk yang dianggap berafiliasi dengan Israel terus berlangsung di Indonesia. Bahkan sejumlah pelaku usaha telah mulai mengganti bahan bakunya menjadi produk lain yang tidak mendukung Israel.
Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Yusuf Rendy Manilet menilai bahwa aksi boikot akan tetap berlangsung selama konflik antara Israel dan Palestina berlangsung. Terlebih lagi jika tidak ada komunikasi publik dari produk yang diboikot ke konsumen di dalam negeri.
Yusuf Rendy juga mengatakan bahwa penurunan produk konsumsi yang terkait dengan Israel masih akan terus terjadi dalam jangka pendek. Gerakan boikot ini dilakukan untuk menekan terjadinya gencatan senjata dalam konflik geopolitik antara Israel dan Palestina.
Faktor maupun konsekuensi dari gerakan boikot produk ini juga muncul dari Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga telah mengeluarkan fatwa haram untuk mengonsumsi produk yang berkaitan dengan Israel.
Maka, aksi boikot akan semakin menguat dalam skala yang lebih luas dengan adanya fatwa tersebut. Fatwa MUI juga diharapkan menjadi pegangan bagi pelaku UMKM di dalam negeri untuk turut melakukan pemboikotan.
Beberapa merek usaha seperti Bittersweet by Najla dan Donat Bahagia telah mengumumkan langsung melalui akun Instagram masing-masing bahwa mereka sudah mengganti bahan bakunya.
Sumber: Republika