Oracle Red Bull Racing menghadapi tantangan keamanan data yang semakin kompleks dalam dunia modern Formula 1. Dengan adanya berbagai sistem, aplikasi, dan alur kerja yang dipacu oleh AI, jumlah kunci, token, dan kata sandi yang digunakan juga semakin banyak, menciptakan potensi titik lemah yang rentan untuk disusupi. Oracle Red Bull Racing merespons dengan membangun budaya yang mengontrol informasi sambil menerapkan perangkat lunak untuk meningkatkan keamanan akses. Kepala keamanan Oracle Red Bull Racing, Mark Hazelton, membagikan pandangannya tentang perlindungan data dalam sebuah siniar yang dipandu oleh Calum Nicholas. Ancaman spionase dalam dunia Formula 1 sudah ada sejak lama, dengan kasus peretasan pada 2007 yang membuat sebuah tim dikeluarkan dari kejuaraan dan didenda besar. Hazelton juga menekankan pentingnya perlindungan data dari berbagai ancaman seperti pencurian IP, ransomware, malware, dan serangan phishing. Dengan fokus pada mengurangi gesekan dalam proses akses data, Oracle Red Bull Racing memastikan keamanan sambil mempermudah penggunaan sistem. Mereka juga mencari cara untuk mengelola aplikasi yang tidak terkelola dan berkembang. Hazelton juga meramalkan peran AI dan komputasi kuantum akan semakin penting dalam perlindungan data di masa depan. Tim ini terus berusaha untuk memastikan rutinitas keamanan 97 persen melindungi data sensitif mereka dari 3 persen risiko yang mungkin terjadi. Melalui inovasi dan penyesuaian terus menerus, Oracle Red Bull Racing siap menghadapi tantangan keamanan data yang semakin kompleks di industri Formula 1.
Oracle Red Bull Racing: Rahasia Data Berharga di F1





