Hoarding disorder adalah gangguan mental yang membuat seseorang sulit membuang barang yang sudah tidak terpakai, menumpuk barang yang membuat rumah terasa penuh dan berantakan. Gangguan ini tidak hanya mengganggu kenyamanan rumah, tetapi juga dapat mempengaruhi kualitas hidup, hubungan sosial, dan kesehatan penderitanya. Mengatasi hoarding disorder membutuhkan waktu dan konsistensi, melalui berbagai metode seperti terapi, pengobatan, dan langkah mandiri untuk mengurangi penumpukan barang yang tidak terpakai.
Salah satu metode terapi yang efektif untuk mengatasi hoarding disorder adalah Cognitive Behavioral Therapy (CBT). Terapi ini bertujuan untuk mengubah pola pikir dan perilaku individu, membantu mereka memahami alasan di balik kebiasaan menumpuk barang dan merancang strategi pengelolaan secara bertahap. Selain itu, dalam beberapa kasus, dokter juga mungkin meresepkan obat antidepresan seperti selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI) untuk membantu penderita mengelola gejala hoarding disorder yang disertai dengan gangguan mental lainnya.
Selain dari terapi dan obat-obatan, langkah mandiri juga diperlukan untuk mengurangi penumpukan barang di rumah. Pasien disarankan untuk memilah dan mengelompokkan barang, menyumbangkan barang yang masih layak pakai, dan mengurangi tumpukan secara bertahap. Dukungan dan motivasi dari anggota keluarga atau kerabat terdekat juga sangat penting dalam membantu penderita hoarding disorder melakukan perubahan.
Dengan kombinasi terapi, pengobatan, dan langkah mandiri yang konsisten, penderita hoarding disorder dapat mulai mengatur lingkungan rumah mereka secara bertahap, meningkatkan kenyamanan rumah, dan kualitas hidup secara keseluruhan. Penting untuk diingat bahwa hoarding disorder bukanlah hal yang sepele, melainkan gangguan mental yang memerlukan penanganan yang tepat untuk memastikan pasien tetap merasa nyaman dan lingkungan di sekitarnya bersih dan terorganisir.
