Generasi muda dari Gen Z semakin tertarik untuk menjadi freelancer daripada bekerja secara tradisional di kantor. Tren ini terjadi di berbagai belahan dunia seiring dengan perkembangan pola kerja digital dan teknologi yang mendukung mobilitas. Menurut survei global, sekitar 70 persen Gen Z aktif sebagai freelancer atau berencana untuk menjadi freelancer di masa depan. Data menunjukkan bahwa lebih dari separuh Gen Z freelancer bekerja lebih dari 40 jam per minggu.
Adanya beberapa faktor yang mendorong tren ini, antara lain adalah fleksibilitas waktu dan lokasi, cita-cita Work-Life Balance dan kesehatan mental, otonomi dan kebebasan ekspresi, kecakapan digital dan adaptasi teknologi, diversifikasi karier dan sumber pendapatan, serta kontrol dan tujuan karier. Meskipun banyak manfaat yang diperoleh, pekerjaan freelance juga memiliki tantangan seperti rasa kesepian dan ketidakpastian pendapatan.
Gen Z memilih untuk menjadi freelancer karena mereka menginginkan fleksibilitas, kesehatan mental, kebebasan kreatif, kontrol karier, serta kemampuan memanfaatkan teknologi. Meskipun ada tantangan seperti isolasi dan ketidakpastian pendapatan, bagi banyak Gen Z, keuntungan dan keseimbangan yang didapat dari bekerja secara mandiri lebih menarik daripada struktur kerja kantor konvensional.Ini adalah alasan di balik tren yang semakin meningkatnya minat generasi muda dalam menjalani karier sebagai freelancer.
