Bupati Jember, Muhammad Fawait, dan istrinya menjadi perhatian setelah mengenakan kaus bertuliskan “Gus Darling” dan “Gus Fundamental” dalam sebuah pers rilis terkait penanganan krisis BBM. Video singkat yang menunjukkan Fawait menggunakan kata “darling” dalam keterangan persnya juga viral di media sosial.
Peristiwa ini mengundang berbagai tanggapan dari masyarakat. Meskipun kontroversial, beberapa melihatnya sebagai penyegaran dalam komunikasi politik tanpa kekakuan. Namun, pandangan lain mengkritik ketidaksensitifan dalam menghadapi krisis tersebut.
Sebuah dinamika kompleks terlihat di balik simbol “Gus Darling” ini, menyoroti bagaimana kepala daerah menanggapi krisis dengan komunikasi yang sesuai dengan era digital yang cepat. Meskipun menerima kritik, Dr. Isa Ma’rufi menegaskan bahwa pentingnya substansi dari tindakan Fawait dalam menangani kelangkaan BBM.
Fawait dikenal sebagai politisi yang dekat dengan generasi muda dan memiliki pengalaman politik yang kuat di Jawa Timur. Sebagai Bupati Jember, ia menempatkan sektor kesehatan sebagai prioritas, dengan program UHC yang mencakup 90 persen warga. Pelayanan kesehatan gratis dan kanal pengaduan digital merupakan upaya konkret pemerintah kabupaten dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Meskipun memiliki beragam pendukung dan kritik, Fawait terus berupaya menjawab kritik dengan tindakan nyata. Gaya kepemimpinannya yang serius dalam kerja, terbuka dalam dialog, dan santai dalam simbol, mencerminkan evolusi komunikasi politik dalam era digital. Demikianlah pertimbangan yang mendasari strategi politik Bupati Jember dan respons terhadap dinamika wacana yang terus berkembang.
