Waspadai Virus Hanta: Gejala, Penularan, & Tips Cegah Infeksi

by -17 Views

Virus Hanta merupakan kelompok virus zoonosis yang ditularkan dari hewan ke manusia, dengan penularan umumnya melalui rodensia seperti tikus dan mencit. Di Indonesia, virus Hanta dapat menyebabkan sindrom Hemorrhagic Fever with Renal Syndrome (HFRS), yang memicu demam berdarah dan gangguan ginjal. Reservoir utama virus Hanta di Indonesia adalah berbagai jenis tikus seperti tikus got, mencit rumah, dan tikus ladang, yang menjadi sumber penyebaran virus di sekitar manusia. Penularan terjadi melalui kontak dengan air liur, urine, atau kotoran tikus yang terinfeksi.

Mekanisme penularan virus Hanta terjadi ketika manusia menghirup partikel virus dari urine, tinja, atau air liur tikus terinfeksi. Gejala klinis infeksi virus Hanta terbagi dalam dua sindrom utama, yaitu HFRS (Ginjal & Demam Berdarah) dan HPS (Paru-paru/Cariopulmonal). Tingkat fatalitas virus Hanta cukup tinggi, sekitar 38 persen untuk HPS dan tingkat fatalitas mencapai 6 persen untuk HFRS.

Hingga Juli 2025, tercatat delapan kasus HFRS di Indonesia, dengan kasus tersebar di beberapa provinsi. Proses diagnosis virus Hanta meliputi pemeriksaan riwayat paparan dan tes darah atau serologi. Pengobatan Hanta belum memiliki antivirus atau vaksin khusus, namun perawatan suportif intensif seperti pemberian oksigen tambahan, cairan intravena, dan dialisis dapat dilakukan.

Adanya kasus HFRS di Indonesia menunjukkan pentingnya upaya pencegahan, seperti kontrol tikus, menjaga kebersihan lingkungan, penggunaan proteksi pribadi, ventilasi yang baik, dan edukasi masyarakat. Meskipun belum ditemukan vaksin atau obat khusus untuk virus Hanta, deteksi dini dan penanganan intensif tetap penting dalam mencegah komplikasi serius yang ditimbulkan oleh virus ini. Dengan menjaga kebersihan lingkungan, melindungi diri dari paparan tikus, serta segera mencari bantuan medis saat mengalami gejala, dapat membantu dalam mencegah penyebaran virus Hanta yang membahayakan jiwa.

Source link