Cegah Stunting: Banyuwangi Kembangkan Beras Biofortifikasi

by -45 Views

Banyuwangi mengembangkan beras bernutrisi Biofortifikasi sebagai terobosan dalam budidaya padi di daerah tersebut. Dengan surplus beras yang mencapai lebih dari 300 ton setiap tahun, Banyuwangi menciptakan beras biofortifikasi yang kaya akan berbagai zat gizi penting seperti Vitamin A, B1, B3, B12, B9 (asam folat), zat besi, dan seng. Hal ini menjadikan beras ini sangat cocok untuk dikonsumsi, terutama oleh ibu hamil dan anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.

Langkah ini turut mendukung program pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan dan memperkuat pembangunan sumber daya manusia. Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menyatakan harapannya agar kualitas gizi masyarakat semakin meningkat dan dapat mencegah masalah stunting. Produksi beras biofortifikasi dilakukan melalui modifikasi genetik tanaman padi, dengan melibatkan pemerintah daerah, produsen pertanian, dan perusahaan-perusahaan yang peduli pada lingkungan.

CEO Pandawa Agri Indonesia, Kukuh Roxa Putra, memaparkan bahwa pengembangan beras biofortifikasi melibatkan puluhan petani di lahan seluas 60 hektare, dengan rencana perluasan hingga 500 hektare dan melibatkan ratusan petani pada tahun 2026. Proses budidaya padi biofortifikasi ini melibatkan pendampingan terhadap para petani dari awal hingga akhir, dengan implementasi praktik pertanian ramah lingkungan seperti pemupukan berimbang, penggunaan decomposer jerami, serta sistem pengairan basah kering untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

Dengan komitmen pada pertanian yang ramah lingkungan, teknik budidaya ini tidak hanya efektif namun juga lebih hemat biaya, sehingga mampu meningkatkan produktivitas tanaman padi hingga 15 persen. Upaya ini merupakan langkah positif dalam mengembangkan sektor pertanian yang berkelanjutan dan responsif terhadap kebutuhan gizi masyarakat di Banyuwangi.

Source link