Perangkat pengatur ketinggian, yang sebelumnya kontroversial dalam balap motor pada awal tahun 2020-an, sekarang telah menjadi bagian dari rutinitas para pengendara. Namun, perangkat ini kembali menjadi perdebatan setelah beberapa insiden terjadi. Pertanyaannya menjadi, apakah perlunya membatasi penggunaan perangkat ini, meskipun peraturan tahun 2027 telah mengatur pembatasan penggunaannya?
Perangkat pengatur ketinggian, yang biasanya digunakan untuk akselerasi saat keluar dari tikungan atau pada fase start, dapat menguntungkan para pembalap. Namun, insiden di Le Mans dan Silverstone telah menunjukkan potensi bahayanya. Beberapa pembalap telah mengungkapkan keprihatinan mereka, dengan beberapa mengusulkan larangan sistem ini di beberapa trek tertentu.
Para rider berpendapat tentang keamanan dan kebutuhan akan membatasi penggunaan perangkat holeshot ini. Ada yang berpendapat bahwa penghindaran kecelakaan harus diutamakan, sementara yang lain mempertimbangkan manfaat teknis dan keunggulan kompetitif yang dimiliki perangkat ini. Diskusi pun terus berlangsung di antara pembalap MotoGP mengenai regulasi dan pengembangan teknologi di masa depan.
Isu ini semakin menarik perhatian karena insiden-insiden yang terjadi di trek balap. Pembicaraan antara pembalap MotoGP dan klarifikasi peraturan tentang penggunaan perangkat pengatur ketinggian ini akan terus berkembang seiring waktu. Di tengah ketegangan antara keamanan dan inovasi teknologi, dunia balap motor terus mencari keseimbangan yang tepat untuk meningkatkan alur balapan yang adil dan aman bagi semua pembalap.
