Tempe memiliki sejarah panjang sebagai bagian dari inovasi kuliner dan kekayaan budaya yang unik di Indonesia. Berbeda dengan olahan kedelai khas Tiongkok atau Jepang, makanan fermentasi ini berasal dari dapur tradisional masyarakat Jawa dan telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Tempe merupakan makanan fermentasi khas Nusantara yang telah menjadi simbol kuliner Indonesia. Meskipun belum pasti kapan tempe pertama kali muncul, catatan sejarah menunjukkan bahwa makanan ini sudah dikenal di tanah Jawa sejak berabad-abad yang lalu.
Sejarah tempe di Indonesia dapat ditelusuri melalui Serat Centhini jilid 3, sebuah naskah kuno yang menceritakan perjalanan seorang pemuda yang menikmati hidangan tempe saat singgah di Dusun Tembayat, Klaten, Jawa Tengah. Tempe pertama kali dibuat dari kedelai hitam yang dibudidayakan oleh masyarakat desa di wilayah Mataram. Teknik pembuatan tempe turun-temurun disertai dengan perkembangan variasi bahan baku, seperti aneka kacang, biji-bijian, daun-daunan, dan bahkan sampai pembungkus tempe yang digunakan.
Produksi tempe di Indonesia melibatkan ribuan unit usaha yang tersebar di seluruh provinsi, membuktikan betapa populernya makanan ini di kalangan masyarakat Indonesia. Tak hanya menjadi lauk andalan, tempe juga menjadi kontributor utama asupan protein untuk rakyat Indonesia. Selain itu, tempe juga telah mendunia dengan produksi di lebih dari 20 negara, menjadikannya salah satu warisan kuliner Indonesia yang patut dibanggakan.