Puluhan buruh dari berbagai sektor di Kabupaten Jember turun ke jalan pada Hari Buruh Internasional untuk memperingati momen ini dengan melakukan aksi di depan Kantor DPRD Jember. Aksi ini tidak hanya seremonial, tetapi juga tolok ukur ketidakadilan struktural yang terus dialami oleh masyarakat pekerja di berbagai lapisan. Koordinator lapangan, Yuliana, menegaskan bahwa peringatan Hari Buruh di Jember harus mengingatkan bahwa buruh masih seringkali dimarginalkan.
Di tengah pertumbuhan ekonomi dan investasi, buruh di Jember masih menghadapi berbagai tekanan, mulai dari upah rendah, minimnya jaminan kerja, hingga pelanggaran hak-hak dasar mereka. Ironi terjadi di sektor agraris Jember, di mana buruh di sektor ini masih belum mendapatkan perlindungan hukum dan mereka terus dieksploitasi. Hal serupa terjadi di sektor industri, di mana buruh dijadikan komponen produksi tanpa hak yang setara.
Para buruh juga mengajukan tuntutan kepada pemerintah pusat dan daerah terkait pengesahan RUU Ketenagakerjaan dan Perlindungan Pekerja Rumah Tangga. Mereka juga mendesak Pemkab Jember untuk menetapkan upah layak, menyediakan pengadilan hubungan industrial, dan menyusun Perda perlindungan pekerja migran. Salah satu permintaan penting lainnya adalah penerapan kuota tenaga kerja disabilitas di sektor pemerintahan dan swasta.reamble
