MAJOR GENERAL TNI (RET.) SUHARTONO SURATMAN

by -215 Views

Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku: Catatan Kepemimpinan Militer dari Pengalaman Bab I

Selain sebagai atlet anggar, Pak Tono juga seorang penembak yang handal. Dia juga sangat ahli dalam berenang. Biasanya, seseorang yang pandai dalam terjun bebas tidak bisa menyelam, atau seorang penyelam tidak pandai dalam terjun bebas. Namun, Pak Tono sangat mahir dalam kedua hal tersebut. Dia merupakan anggota Pasukan Katak. Dia juga sangat ahli dalam karate. Saya sering mengatakan bahwa dia adalah seorang Perwira TNI yang memberikan contoh yang baik dan seharusnya menjadi panutan bagi para bawahannya dan generasi mendatang.

Ketika saya ditunjuk sebagai Menteri Pertahanan, saya mencari orang yang cocok untuk menjadi Kepala Sekolah Taruna Nusantara. Saya bertanya, ‘Pak Tono Suratman, apakah Anda bersedia menjadi Kepala Sekolah Taruna Nusantara?’

‘Saya bersedia’. Bayangkan patriotisme pria ini. Dia pernah menjadi asisten keamanan Kepala Staf Angkatan Darat. Dia pernah menjadi PANGDAM Kalimantan. Sekarang dia sudah pensiun, namun bersedia menjadi Kepala Sekolah Taruna Nusantara.

Tono Suratman adalah juniorku satu tahun. Kami telah bersama untuk waktu yang cukup lama. Meskipun ada perbedaan usia di antara kami, kami sangat dekat. Bagi saya, dia seperti adik sendiri. Ketika kami masih lajang, dia sering menginap di rumah orang tua saya di Kebayoran Baru, di Jalan Kertanegara nomor 4.

Saat saya menjadi Komandan Kompi (DANKI), dia adalah Komandan Peleton (DANTON) 1. Kami sama-sama ditempatkan di Timor Timur. Dia bergabung dengan Nanggala 28. Kodenama saya adalah Kancil; sedangkan dia adalah Kancil Satu. Di sana, saya melihat bagaimana dia berkembang sebagai seorang perwira lapangan yang handal.

Sejak masih taruna, Pak Tono sangat aktif di bidang olahraga. Dia pernah menjadi anggota tim nasional anggar. Dia juga turut serta dalam tim renang AKMIL; dan juga seorang penembak yang handal.

Di KOPASSUS, dia menonjol sebagai seorang perwira muda. Ketika saya menjadi Wakil Komandan Detasemen 81, saya merekomendasikan kepada Pak Luhut sebagai atasanku untuk menunjuk Pak Tono sebagai Komando FROGMEN unit kontra-teror. Sejak saat itu, saya sering pergi ke medan perang bersama Pak Tono.

Dalam karirnya, dia akhirnya menjadi Komandan grup Para-Komando KOPASSUS 1. Dia juga menggantikan posisi saya sebagai Komandan Pusat Pendidikan dan Pelatihan KOPASSUS (PUSDIKPASSUS). Dia juga memimpin pasukan Rajawali, yang terdiri dari kompi-kompi terbaik dari seluruh KODAM. Kompi-kompi ini khusus dilatih dalam taktik anti gerilya, yang kami sebut pasukan pemburu. Setelah pelatihan, pasukan Rajawali dikerahkan ke Timor Timur. Pasukan ini sangat efektif dalam pertempuran. Mereka adalah prekursor Batalyon Raider yang dibentuk oleh Jenderal Ryamizard Ryacudu sebagai Kepala Staf Angkatan Darat.

 

Selain sebagai atlet anggar, Pak Tono juga seorang penembak yang handal. Dia sangat mahir dalam menembak pistol, senapan serbu, dll. Dia juga seorang pengarang renang yang luar biasa, tidak mengherankan, karena dia pernah menjadi komandan Komando FROGMEN Detasemen 81. Dia berlatih dengan Komando FROGMEN elit TNI AL (KOPASKA). Selain itu, dia juga seorang penyelam tempur dan terjun bebas yang sangat hebat.

Biasanya, seseorang yang sangat mahir dalam terjun bebas tidak bisa menyelam, demikian juga sebaliknya. Namun, Pak Tono unggul dalam kedua hal tersebut. Dia juga sangat ahli dalam karate. Dia adalah orang yang memiliki banyak bakat. Saya sering mengatakan bahwa dia adalah panutan yang hebat dan diidolakan oleh para perwira dan generasi muda.

Ketika saya ditunjuk sebagai Menteri Pertahanan, saya bertekad untuk meningkatkan Sekolah Menengah Taruna Nusantara, yang didirikan di bawah naungan Kementerian Pertahanan. Sekolah Taruna Nusantara didirikan oleh Pak Benny Moerdani. Saat saya masih seorang perwira muda saat itu, saya terlibat dalam merancang konsep awal sekolah tersebut dan menyampaikannya kepada Pak Benny Moerdani.

Ketika saya ditunjuk sebagai Menteri Pertahanan, saya mencari orang yang cocok menjadi kepala sekolah, jadi saya meminta Pak Tono. ‘Pak Tono, apakah Anda bersedia menjadi Kepala Sekolah Taruna Nusantara?’

Siap. Saya bersedia!’, jawab Pak Tono tanpa ragu.

Bayangkan patriotisme pria ini. Dia pernah menjadi asisten keamanan Kepala Staf Angkatan Darat. Dia pernah menjadi Komandan Komando Teritorial di Kalimantan. Dia sudah pensiun, namun dia bersedia menjadi kepala sekolah Taruna Nusantara. Dia menganggap sekolah tersebut sebagai tempat yang penting untuk mendidik dan melatih para siswa yang luar biasa yang nantinya akan menjadi pemimpin superior, instrumen bagi masa depan negara dan bangsa. Pak Tono adalah junoirku yang kepemimpinannya harus diajarkan dan diteruskan kepada generasi mendatang.

Menurut pendapat saya, seharusnya dia menjadi komandan Pasukan Khusus Indonesia karena dia adalah seorang perwira komando yang lebih baik dari saya, dan mungkin bahkan menjadi Komandan KOSTRAD.

Source link