Tahun ini, Ferrari untuk pertama kalinya menjadi perusahaan “luxury brand” paling bersinar melampaui Hermes. Capaian ini dilihat berdasarkan kelipatan saham yang mengukur prospek pertumbuhan dan laba.
Saham Ferrari kini diperdagangkan pada 50 kali laba, dibandingkan dengan 48 kali untuk Hermès dan 23 kali untuk LVMH. Produsen mobil ternama ini, yang didirikan pada tahun 1947 oleh Enzo Ferrari sebagai cara untuk mendanai tim balapnya, memulai debutnya di Bursa Efek New York dengan harga 60 dolar AS per saham pada tahun 2015. Sekarang, sahamnya diperdagangkan pada harga 410 dolar AS per saham.
Perusahaan ini bernilai lebih dari 75 miliar dolar AS atau sekitar satu setengah kali lipat kapitalisasi pasar Ford atau General Motors yang memproduksi jutaan mobil setiap tahun. Ferrari hanya memproduksi 13.663 mobil tahun lalu.
Dalam laporan penelitian terkini, analis barang mewah Bernstein Luca Solca berpendapat Ferrari dan Hermès serupa, karena keduanya “menempati puncak piramida harga” dalam kategori mereka dan “diposisikan dengan sempurna” untuk mendapatkan keuntungan dari lonjakan orang kaya global.
Dilansir dari CNBC News, CEO Ferrari Benedetto Vigna diketahui telah menghabiskan sebagian besar kariernya di perusahaan semikonduktor yang berpusat di Jenewa, STMicroelectronics, tempat ia menjalankan grup sistem dan sensor mikro-elektromekanis. Ia membantu menciptakan teknologi sensor layar yang digunakan di iPhone.
Teknologi dan kemewahan
Ia diangkat menjadi bos di Ferrari pada tahun 2021 dan menjadi penanda lahirnya teknologi dan masa depan kemewahan Ferari. Dalam wawancara di E-Building, Vigna berbicara tentang Ferrari listrik yang akan datang, komitmennya terhadap keberlanjutan, dan permintaan global saat ini terhadap Ferrari. Ia pun mengungkapkan salah satu rahasia yang bisa membuat Ferrari terus berjaya hingga saat ini.
Ia mengatakan, sama seperti Hermes, Ferrari selalu “menjual produknya lebih sedikit dari yang dibutuhkan pasar”. Bahkan, jauh lebih sedikit. Daya tarik Ferrari dibangun atas kelangkaan dan eksklusivitas. Bahkan jika Anda mampu membeli Ferrari, dengan harga rata-rata 380 ribu dolar AS, mendapatkan pesanan hampir mustahil.
Hal ini terlihat dari waktu tunggu untuk Purosangue, SUV semu Ferrari, dan model populer lainnya kini mencapai tiga tahun, yang merupakan waktu tunggu terlama dalam sejarahnya. CEO Vigna mengatakan kelangkaan tersebut merupakan bagian dari janji merek Ferrari.
“Kami harus tetap setia pada strategi pendiri kami, yaitu selalu menjual satu mobil lebih sedikit dari permintaan pasar,” ujarnya dikutip Sabtu (6/7/2024).