PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) mencatat laba bersih sebesar 16,4 juta dolar AS atau sekitar Rp 263,33 miliar (dengan kurs Rp 16.057 per dolar AS) pada kuartal I 2024. Angka tersebut naik 12,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) yang disesuaikan mencapai 38 juta dolar AS atau sekitar Rp 610,17 miliar, naik 14,5 persen year on year (YoY) dibanding tahun sebelumnya.
Direktur TBS Mufti Utomo menyatakan bahwa keputusan perusahaan untuk masuk ke sektor pembangkit listrik memberikan dampak positif dengan memberikan kontribusi sebesar 44 persen terhadap EBITDA yang disesuaikan.
Stabilitas keuangan perusahaan didukung terutama oleh operasi PLTU di Sulbagut-1 (2x50MW) di Gorontalo dan PLTU Sulut-3 (2x50MW) di Sulawesi Utara. Sektor PLTU ini memberikan kontribusi signifikan di tengah fluktuasi harga batu bara.
Perusahaan juga mencatat peningkatan efisiensi operasional yang signifikan dengan peningkatan volume produksi dan penjualan batu bara serta pengurangan stripping ratio.
Setelah akuisisi ARAH Group dan Asia Medical Enviro Services (AMES), TBS mencatat peningkatan EBITDA sebesar 1,3 juta dolar AS dari lini bisnis hijau.
Langkah-langkah strategis tersebut menunjukkan kemampuan adaptasi TBS di tengah fluktuasi harga batu bara dan diharapkan dapat memberikan kestabilan EBITDA dan arus kas yang lebih kuat.
Perseroan juga berkomitmen untuk mengatasi tantangan global dengan menerapkan strategi diversifikasi yang berkelanjutan, seperti investasi pada proyek PLTS Terapung Batam dan pengembangan motor listrik Electrum H5.
Dukungan dari sektor energi terbarukan dan inisiatif di sektor bisnis ramah lingkungan lainnya membuat perseroan optimis dapat mencapai komitmen “Towards a Better Society 2030” (TBS2030) serta memperkuat komitmen untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan.