Transportasi Berbasis Rel: Solusi untuk Menyelamatkan Udara Bersih dan Mengosongkan Ruang

by -133 Views

JAKARTA — Mobilitas masyarakat kini sudah kembali normal setelah tertahan pandemi Covid-19. Jalan penghubung lima kota satelit Jabodetabek mulai sesak setiap kali menemui jam sibuk. Penggunaan kendaraan pribadi pun kini mulai menuju normal karena kemacetan mulai terdeteksi bahkan lebih parah dibandingkan kondisi sebelum pandemi.

Pada akhirnya, isu polusi udara mencuat tak lama setelah aktivitas masyarakat kembali normal. Langit kota metropolitan sering terpantau gelap dan kondisi udara kerap memburuk.

Meskipun sepenuhnya bukan disebabkan karena transportasi, namun sektor ini juga menjadi salah satu yang menyumbang polusi. Penghuni Jakarta Raya masih perlu memaksimalkan lagi transportasi umum, khususnya yang berbasis rel untuk mengosongkan ruang di jalan-jalan demi menyelamatkan udara bersih.

Berdasarkan data temuan dari Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA), tingkat polusi udara Jakarta pada 2023 secara keseluruhan sangat menurun sejak 2019. Walaupun ada sedikit perbaikan di antara 2020 dan 2022, peningkatan polusi udara pada 2023 merupakan kemunduran yang cukup signifikan.

“Lebih dari 29 juta orang yang tinggal di daerah Jabodetabek terpapar polusi udara pada tingkat tidak sehat, selama lebih dari separuh 2023,” kata Analis CREA Katherine Hasan dikutip dari laporan CREA pada April 2024.

Tren bulanan kualitas udara Jakarta pada 2023 berada pada rentang tidak sehat yaitu 40-50 μg per meter kubik sepanjang Juni hingga akhir tahun. Jumlah tersebut setara dengan delapan hingga 10 kali lipat Pedoman Kualitas Udara WHO 2021.

Selain mengatasi akar masalah utama dari penyebab buruknya kualitas udara, penggunaan transportasi umum bisa menjadi upaya yang bisa dilakukan oleh semua lapisan masyarakat. Terutama transportasi berbasis rel yang saat ini sudah dihadirkan di sejumlah perkotaan.

Perluas lintasan

Pengamat transportasi dan Wakil Ketua Bidang Penguatan dan Pengembangan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengakui, pengembangan dan perluas transportasi berbasis rel bisa membantu dalam pengurangan polusi udara. Djoko menuturkan dengan semakin lengkap tersedianya perlintasan kereta di banyak perkotaan bisa membuat masyarakat lebih nyaman dalam mobilitasnya.

“Perluasan daya jangkau angkutan berbasis rel ini bisa sangat membantu dalam pengurangan polusi udara dna itu potensinya juga besar untuk perkotaan,” kata Djoko kepada Republika, Kamis (25/4/2024).