Rukyatul Hilal Membangun Ukhuwah dan Kebhinekaan Bangsa

by -150 Views

Rukyatul Hilal Memperkuat Ukhuwah dan Kebhinekaan Bangsa

Salah satu Tim Rukyatul Hilal LDII saat melakukan pengamatan hilal untuk menentukan awal Ramadan 1445 lalu. Foto: Istimewa.

SUARA INDONESIA, BANYUWANGI – Rukyatul hilal untuk memastikan Hari Raya Idul Fitri yang diperkirakan jatuh pada Rabu (10/4/2024), bukan hanya bernilai ibadah tetapi juga memperkuat hubungan antar manusia atau hablum minannas.

Ormas Islam bersama perwakilan Kementerian Agama berduyun-duyun ke titik pengamatan hilal, menunjukkan keindahan keberagaman beragama di Indonesia.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso. Menurutnya, ormas Islam memanfaatkan momen menyaksikan hilal saat menentukan Ramadan atau Syawal, untuk berdiskusi dan memperkuat ukhuwah Islamiyah.

“Perbedaan adalah keindahan, sunnatullah. Namun menyatukan persamaan yang ada dalam perbedaan untuk kebaikan umat, adalah kontribusi besar umat Islam dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,” kata KH Chriswanto dalam keterangannya.

Dalam kegiatan tersebut, perwakilan dari Kementerian Agama bisa bertemu dengan ormas Islam yang menjadi mitra mereka, untuk meningkatkan kualitas keberagamaan di Indonesia, sekaligus memperkuat toleransi dan komunikasi intra-agama.

“Dengan komunikasi dan penguatan kehidupan beragama, kita dapat menghilangkan sekat-sekat perbedaan dan memperkuat persatuan bangsa. Bangsa yang maju bukan sibuk memperdebatkan perbedaan, tetapi saling bergandengan tangan membangun bangsa,” tegas KH Chriswanto.

DPP LDII telah membentuk Tim Rukyatul Hilal lebih dari satu dekade yang lalu. Pembentukan tim tersebut bertujuan agar LDII dapat berkontribusi bersama ormas Islam lainnya untuk menentukan hari-hari besar umat Islam yang berkaitan dengan hubungan dengan Allah atau hubungan antar manusia.

“Semuanya bernilai ibadah, mengikuti perintah Allah dan sunnah Rasulullah,” ujarnya.

Koordinator Tim Rukyatul Hilal DPP LDII, Wilnan Fatahillah mengatakan ada 150 titik lokasi pengamatan hilal di Indonesia. LDII mengerahkan 70 Tim Rukyatul Hilal yang tersebar di seluruh provinsi Indonesia untuk pengamatan hilal di tahun 2024. Mereka melaksanakan pelatihan rukyatul hilal secara nasional pada 26 hingga 28 Februari 2024 di Jakarta.

Pelatihan tersebut bertujuan untuk regenerasi dan peningkatan kemampuan para perukyat, dengan menghadirkan pemateri Hendro Setyanto yang merupakan anggota Lajnah Hisab Rukyat PBNU sekaligus pendiri Imah Noong, Lembang, Bandung. Sebelumnya, LDII juga telah mendapatkan pelatihan dari Kementerian Agama RI baik di tingkat pusat maupun wilayah provinsi.

Kegiatan rukyatul hilal LDII bersama pemerintah dan ormas Islam dianggap cukup efektif dalam membangun persaudaraan dan bersinergi dalam kegiatan ibadah, terutama dalam menentukan awal Ramadan, Idul Fitri, dan Idul Adha.

“LDII memberikan masukan atau informasi terkait rukyatul hilal menggunakan standar metode hisab dan rukyat dengan kriteria Imkan rukyat sesuai kesepakatan MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura),” tambah Wilnan.

Menurutnya, selama umat Islam mengikuti kriteria yang sama, kemungkinan untuk berbeda dalam memulai dan mengakhiri puasa Ramadan akan kecil, dan dapat merasakan kebersamaan. Namun LDII juga menghargai adanya perbedaan dan kelompok masyarakat yang memiliki kriteria tersendiri dalam menentukan awal Ramadan dan Idul Fitri.

Salah satu titik pengamatan LDII di timur Indonesia berada di Manokwari, Papua Barat. Ketua DPW LDII Papua Barat, Suroto menyatakan pihaknya telah menyiapkan Tim Rukyatul Hilal yang merupakan peserta pelatihan Rukyatul Hilal pada Februari 2024. Dua perukyat didampingi empat generasi muda untuk mengasah kemampuan mereka untuk regenerasi.

“Pengamatan hilal di Manokwari dilakukan di Pantai Undi, Distrik Masni. Di tempat tersebut, perwakilan LDII bersama Kanwil Kemenag Papua Barat, Pengadilan Tinggi Agama Manokwari, ormas Islam, dan lintas agama berkumpul untuk silaturahmi,” ujar Suroto.

Ia berharap Idul Fitri tahun ini dapat memperkuat persatuan umat beragama dan antar umat beragama di Papua Barat, sehingga tercipta kehidupan yang harmonis.

“Dengan persatuan tersebut, kita dapat menjaga tingginya Indeks Kerukunan Umat Beragama, yang selalu menunjukkan tren positif bagi Papua Barat,” tambahnya.

Anda dapat mengakses berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA.

Pewarta: Muhammad Nurul Yaqin
Editor: Imam Hairon