Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui bahwa belum ada komunikasi dengan perusahaan infrastruktur asal Brunei, Brunergy Utama Sdn Bhd yang akan membangun proyek kereta cepat di Kalimantan, Sarawak, Sabah, dan Brunei. Meskipun demikian, Jokowi mengetahui bahwa perencanaan pembangunan kereta cepat tersebut sudah dilakukan sejak lama.
Sebelumnya, Brunergy Utama Sdn Bhd mengumumkan akan membangun proyek kereta cepat yang menghubungkan Kalimantan, Sarawak, Sabah, dan Brunei. Proyek ini bertujuan untuk memperpendek jarak perjalanan antara wilayah-wilayah tersebut.
Proyek Kereta Api Trans Borneo akan dilaksanakan dalam dua tahap dengan total panjang rute sepanjang 1.620 kilometer. Rencananya, kereta akan memiliki kecepatan antara 300 hingga 350 kilometer per jam dengan jarak tempuh rata-rata antar stasiun hanya 30 menit.
Rute tahap pertama akan menghubungkan kota-kota dari pesisir Barat hingga Pantai Timur, dimulai dari Pontianak, Kalimantan Barat, hingga Kota Kinabalu, Sabah. Sedangkan tahap kedua akan melibatkan Kalimantan Utara dan Timur yang menghubungkan jalur utama dengan Samarinda dan IKN Nusantara.
Selain itu, proyek ini akan memiliki empat terminal sebagai hub utama transportasi massal dan 24 stasiun yang tersebar di seluruh pulau. Rencananya, kedua rute tersebut akan bertemu di distrik Tutong di Brunei sebagai pusat jalur kereta api.
Brunergy Utama Sdn Bhd adalah perusahaan infrastruktur milik Brunei yang fokus pada proyek besar untuk mendukung pertumbuhan di Kalimantan. Didirikan pada tahun 2013 dan sebelumnya dikenal sebagai Mumin Energy (B) Sdn Bhd, perusahaan ini diubah namanya menjadi Brunergy Utama (B) Sdn Bhd pada 2014 untuk fokus pada sistem transportasi massal di Brunei dan Malaysia.