Meskipun pemilihan kepala daerah (Pilkada) masih akan dilakukan pada tahun 2025, namun sudah banyak nama yang mulai mencuat dan menjadi perbincangan di media sosial. Tokoh-tokoh dari berbagai kalangan seperti tokoh agama, pengusaha, artis, dan politisi dinilai layak untuk bertarung memperebutkan kursi Bupati Jember. Meskipun belum ada pengumuman resmi dari petinggi partai politik, namun gambar-gambar pasangan calon sudah mulai beredar di media sosial.
Beberapa nama tokoh yang diprediksi akan maju dalam kontestasi politik tahun mendatang antara lain:
1. Gus Fawait
Gus Fawait merupakan sosok yang banyak menjadi perbincangan di media sosial sebagai penantang terkuat petahana. Beliau diprediksi akan direkomendasikan oleh partai pengusungnya karena dekat dengan kaum muslimat dan memiliki basis massa yang kuat di pinggiran, terutama di dunia pesantren.
2. H. Hendy Siswanto
H. Hendy Siswanto yang saat ini menjabat Bupati Jember juga memiliki potensi besar untuk kembali maju dalam Pilkada tahun 2025. Beliau dinilai memiliki capaian yang baik selama memimpin, seperti pengaspalan jalan dan pembenahan birokrasi.
3. dr. Faida
Nama Faida juga menjadi perbincangan hangat di media sosial sebagai calon yang potensial. Beliau dikenal dengan program sosialnya yang memberikan dampak positif bagi masyarakat saat menjabat sebagai Bupati Jember sebelumnya.
4. Abdus Salam (Cak Salam)
Abdus Salam atau yang akrab disapa Cak Salam juga memiliki peluang besar untuk kembali maju sebagai calon Bupati Jember. Beliau dikenal sebagai sosok yang suka berbagi dan memiliki pengalaman dalam mencalonkan Bupati Jember sebelumnya.
5. H. Nanang Handono
Nama H. Nanang Handono juga menjadi sorotan dalam diskusi dan obrolan santai di media sosial. Beliau, yang merupakan pejabat di Kementerian PUPR, dianggap bakal ikut meramaikan Pilkada Jember meskipun masih belum jelas partai mana yang akan mengusungnya.
Selain tersebut, masih ada nama-nama tokoh lain yang berpotensi muncul sebagai calon Bupati Jember seperti Ifan Ariadna, H. Karimullah, Anang Hermansyah, dan lainnya. Semua tergantung pada pertimbangan elektoral, lobi, dan komunikasi politik dari bakal calon serta keputusan dari pimpinan partai politik. Kita tunggu saja perkembangannya.
