Diterima Seperti Sultan, Ternyata Harga Domba Batur Banjarnegara Setara dengan Harga Mobil Bekas

by -582 Views

Domba Batur Kabupaten Banjarnegara hanya cocok hidup di cuaca dingin, populasinya saat ini sekitar sembilan ribuan ekor. (Foto: Istimewa)

SUARA INDONESIA, BANJARNEGARA- Beberapa hari ini viral di media sosial yang mempertontonkan fasilitas mewah untuk hewan ternak. Pemilik menempatkan kambing-kambing peliharaannya itu di dalam sebuah rumah mewah di Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Usut punya usut, ternyata kambing-kambing tersebut bukan kambing sembarangan, masyarakat sekitar menyebut sebagai domba batur atau dombat.

Dombat memiliki bentuk yang unik dengan ciri memiliki bulu tebal. Namun, tidak hanya itu, domba ini juga mempunyai nilai jual tinggi.

M. Sholakudin, pemilik kambing yang sekaligus anggota DPRD Banjarnegara mengatakan, domba miliknya dijual dengan harga mencapai Rp 20 juta untuk satu ekor. Menurutnya, semakin bertambah usia, harganya pun kian tinggi. Bahkan, beberapa dombat dijual setara dengan harga satu buah mobil bekas sekitar Rp 50 juta.

“Ada tiga jenis Domba Batur, yakni merino, texel dan suffolk. Tetapi yang kualitasnya paling bagus adalah jenis merino,” ujarnya, Selasa (30/1/2024).

Tidak hanya itu, Sholakudin menambahkan, dombat yang berharga tinggi yakni yang memiliki mulut rapi, kuping lancip dan besar. Selain itu, juga dari kening hingga hidung tidak terdapat bulu.

“Kalau harga normal itu antara Rp 2,5 juta hingga Rp 5 juta per ekor dombat. Tetapi kalau lebih dari dua tahun, biasanya harga sudah Rp 10 juta lebih,” jelasnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Banjarnegara, Firman mengungkapkan, jika dombat yang harganya mencapai Rp 20 sampai Rp 50 juta, merupakan domba klangenan atau biasa untuk dilombakan.

“Rata-rata pemilik dombat milik pribadi bukan kelompok tani, karena dombat hanya cocok hidup di cuaca dingin, maka populasi masih terbatas. Ada sekitar sembilan ribuan,” katanya. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta: Iwan Setiawan
Editor: Mahrus Sholih