PTPN IV PalmCo Mempercepat Peremajaan Sawit Rakyat untuk Meningkatkan Produktivitas Petani

by -224 Views

PTPN IV PalmCo bertekad untuk terus mempercepat peremajaan sawit rakyat (PSR) sebagai bagian dari dukungan terhadap program pemerintah dalam meningkatkan produktivitas petani sawit.

Perusahaan perkebunan sawit milik negara ini menargetkan untuk merevitalisasi atau meremajakan 60 ribu hektar perkebunan sawit renta petani yang tidak lagi produktif hingga tahun 2026. “Kami harus melakukan peremajaan sawit rakyat 60 ribu hektar sampai 2026, khusus di Kalimantan Barat ada 16 ribu hektar lebih,” kata Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) Mohammad Abdul Ghani saat membuka Workshop PTPN untuk Sawit Rakyat di Pontianak, Kalimantan Barat.

Sebagai perusahaan BUMN, PTPN menegaskan bahwa fokusnya bukan hanya mencari keuntungan, tetapi juga sebagai agen pembangunan, termasuk dalam mengakselerasi peremajaan sawit rakyat. Program PSR merupakan bagian dari amanah Program Strategis Nasional (PSN).

Ghani yakin bahwa target peremajaan sawit tersebut dapat tercapai berkat dukungan masif dari pemerintah, termasuk Pemprov Kalbar. Workshop yang diadakan di Kalbar dengan melibatkan petani sawit, koperasi, dan pihak terkait, merupakan bagian penting dalam memacu PSR di Kalbar.

Direktur Utama PTPN IV PalmCo, Jatmiko Krisna Santosa, menilai kegiatan workshop tersebut merupakan langkah yang tepat untuk memulai dan mengakselerasi PSR di Kalbar, terutama dari segi penguatan SDM bagi petani mitra perusahaan.

Program penguatan SDM tersebut merupakan salah satu dari empat program yang ditujukan bagi kemitraan dengan petani rakyat, selain kemitraan penuh, penyediaan bibit bersertifikat, dan perusahaan menjadi off-taker.

Gubernur Kalbar, dr Harrison, M.Kes, menyampaikan apresiasi atas kerjasama strategis PTPN IV yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat di sekitar kawasan perkebunan serta membantu pemerintah dalam program penurunan angka stunting dan kemiskinan ekstrem.

Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Andi Nur Alam Syah, menyebut bahwa tata kelola peremajaan sawit saat ini belum efisien. Kementan tengah mempersiapkan Permentan baru untuk mengurangi hambatan-hambatan terkait tata kelola sawit, termasuk dalam program PSR, dengan menyatukan berbagai aspek dalam satu Permentan baru.