Konsumen Menuntut Starbucks, Tuding Pembohongan Publik

by -173 Views

WASHINGTON – Laporan eksklusif terbaru dari NBC News menyatakan bahwa Starbucks telah melakukan pembohongan publik terkait kampanye penjualannya yang diklaim “100 persen etis”. Starbucks disebut melakukan pelanggaran karena punya rantai pasok dengan rekam ketenagakerjaan buruk yang mengeksploitasi anak-anak dan menerapkan pola kerja paksa.

Sebuah kelompok advokasi konsumen menggugat merek kopi terbesar di dunia itu dengan tuduhan iklan palsu dan menyesatkan. Mereka menyebut Starbucks menggunakan kopi dan teh dari perkebunan dengan pelanggaran parah atas hak asasi manusia dan ketenagakerjaan, padahal Starbucks menggembar-gemborkan iklan telah memasok bahan baku secara 100 persen etis.

Gugatan yang diajukan ke pengadilan Washington, D.C., pada hari Rabu (10/1/2024) itu mengatasnamakan konsumen Amerika. “Pada setiap kantong kopi dan sekotak K-cup yang dijual Starbucks, Starbucks menyatakan komitmennya terhadap 100 persen sumber yang etis, tapi cukup jelas bahwa terdapat pelanggaran hak asasi manusia dan ketenagakerjaan yang signifikan di seluruh rantai pasokan Starbucks,” kata Sally Greenberg, CEO National Consumers League, kelompok advokasi hukum yang menangani kasus ini.

Gugatan tersebut mengutip laporan tentang pelanggaran hak asasi manusia dan ketenagakerjaan di perkebunan kopi dan teh tertentu di Guatemala, Kenya, dan Brasil. Mereka menuduh bahwa Starbucks terus membeli dari pemasok tersebut meskipun sudah tahu ada pelanggaran berat yang terdokumentasi di sana.

Seorang juru bicara Starbucks tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai hubungan rantai pasoknya dengan perkebunan dan perusahaan yang disebutkan dalam gugatan tersebut. Namun dalam pernyataan sebelumnya kepada NBC News, Starbucks menyebut selalu patuh pada standar.

Di Brasil, pejabat ketenagakerjaan telah menindak beberapa pemasok Starbucks yang dilaporkan atas praktik ketenagakerjaan yang buruk dan tidak aman dalam beberapa tahun terakhir. Pemasok itu disebut mengambil hak karyawan dengan membayar biaya peralatan panen dari upah pekerja pertanian.

Mereka juga tidak menyediakan air minum bersih, alat pelindung diri dan kamar mandi, serta mempekerjakan anak di bawah umur. Pada tahun 2022, 17 pekerja, termasuk tiga anak di bawah umur, diselamatkan oleh inspektur Brasil dari “perbudakan modern” di perusahaan itu.

Menurut Reporter Brasil, tempat itu adalah sebuah perkebunan kopi yang dikelola oleh seorang pria yang perusahaan pemanggang kopinya menerima segel sertifikasi Starbucks sebulan sebelumnya.

Menanggapi laporan Reporter Brasil dan laporan pelanggaran ketenagakerjaan di Kenya dan Guatemala yang dikutip dalam gugatan tersebut, Starbucks mengeluarkan pernyataan pada saat itu bahwa perusahaan tersebut “sangat prihatin,” dan akan “menyelidiki secara menyeluruh” klaim pelanggaran ketenagakerjaan, “mengambil tindakan segera” untuk menangguhkan pembelian atau “memastikan perbaikan”.

Sumber: Republika