Presiden Jokowi Mengingatkan Pentingnya Memperhatikan Perubahan Iklim dalam Menjaga Kelancaran Panen Raya

by -156 Views

Presiden Joko Widodo (tengah) saat panen raya padi di Desa Ciasem Girang, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang, Sukamadi, Jawa Barat, Ahad (8/10/2023).

JAKARTA — Presiden Joko Widodo meminta kementerian dan lembaga untuk mewaspadai dampak perubahan iklim dalam beberapa waktu terakhir yang bisa menghambat produksi dari musim tanam dan panen raya di awal tahun.

“Waspada terhadap perubahan iklim yang kemungkinan bisa mengganggu musim tanam dan panen raya yang telah direncanakan. Sehingga hitung-hitungan mengenai kondisi aman, cadangan strategis pangan betul-betul dikalkulasi,” kata Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara Jakarta, Selasa (9/1/2024).

Jokowi menekankan kepada jajaran kementerian dan lembaga mengenai pentingnya perencanaan penanaman tanaman pangan, dan kalkulasi data hasil produksi agar dapat memastikan ketersediaan bahan pangan di awal tahun ini.

Jokowi meminta agar stok dan ketersediaan pangan di awal tahun ini betul-betul terjaga. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah, kata dia, harus mengawasi stok dan harga pangan di wilayah masing-masing dan mengantisipasi jika terjadi gejolak yang tidak diinginkan.

“Jangan sampai terjadi kelangkaan dan kenaikan harga, sehingga sekali lagi ini perlu betul-betul dipantau di setiap kabupaten, di setiap provinsi agar stok yang ada bisa kita jaga dan harganya terjangkau masyarakat,” kata dia.

Presiden juga meminta komoditas energi seperti bahan bakar minyak (BBM) dan gas agar selalu tersedia di setiap daerah.

Ia mengingatkan jangan sampai terjadi kelangkaan komoditas energi yang bisa memicu kesulitan di tengah masyarakat dan mengerek inflasi. “Jangan sampai 1, 2, atau 3 atau lebih kabupaten terjadi kelangkaan gas karena masalah distribusi yang terganggu misalnya harus dipantau dan dilihat secara detil,” kata dia.

Menurut data Badan Urusan Logistik (Bulog), stok cadangan beras pemerintah (CBP) di Gudang Bulog di awal tahun ini sebanyak 1,6 juta ton beras. Jokowi juga sebelumnya mendorong dimulainya musim tanam pada Desember 2023 di lahan sawah seluas 1,4 juta hektare secara nasional, kemudian Januari 2024 di lahan 1,7 juta hektare, dan Februari 1,4 juta hektare. Proses musim tanam itu untuk meningkatkan produksi beras pada Maret-April 2024 atau musim panen raya awal tahun.