Padi di Situbondo Tetap Bertahan di Sawah yang Tercemar Air Belerang

by -128 Views

SITUBONDO – Padi BK 01 dan 02 agritan adalah varietas unggul baru di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, yang mampu tumbuh dengan baik di lahan pertanian yang terkontaminasi air asam (belaran) Kawah Ijen. Hal ini berbeda dengan bibit padi pada umumnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Situbondo, Dadang Aries Bintoro, mengatakan bahwa lahan pertanian yang terkontaminasi air belerang Kawah Ijen terletak di Kecamatan Asembagus dan Banyuputih.

“Alhamdulillah, kami bersyukur padi BK 01 dan 02 agritan bisa bertahan tumbuh dengan baik di lahan sawah petani di Desa Mojosari, Kecamatan Asembagus, seperti yang disampaikan oleh petugas penyuluh pertanian lapangan,” ujar Dadang di Situbondo, Jawa Timur, Senin (8/1/2024).

Sementara itu, Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Asembagus, Abdi Kuspriyantono, menjelaskan bahwa padi BK 01 dan 02 agritan merupakan terobosan baru pemerintah daerah karena benih padi varietas unggul tersebut mampu bertahan dan tumbuh dengan baik meskipun lahan sawah terkontaminasi air asam Kawah Ijen.

“Petani di Kecamatan Asembagus tentunya bahagia karena padi BK ini mampu bertahan dibandingkan dengan bibit padi umumnya. Pertumbuhannya lebih bagus daripada padi biasa,” ujarnya.

Abdi menyebutkan bahwa dari sekitar 1.000 hektar lahan pertanian di Kecamatan Asembagus, mayoritas petani menanam tanaman tebu karena dinilai lebih tahan terhadap air belerang. Namun, dengan adanya bibit padi BK 01 dan 02 agritan, para petani bisa kembali menanam padi di lahan sawah yang terkontaminasi air asam Kawah Ijen.

Pemerintah Kabupaten Situbondo telah menanam padi jenis BK 01 dan 02 agritan di lahan sawah seluas 20 ribu hektare. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan setempat memiliki stok benih sebanyak 25 ton. Pembenihan padi ini dilaksanakan di beberapa lokasi, termasuk di perkebunan Banongan, Kecamatan Asembagus, serta di kelurahan Dawuhan, Kecamatan Situbondo.

Padi BK Situbondo 01 dan 02 memiliki produktivitas yang lebih besar dibandingkan dengan bibit padi pada umumnya. Produktivitas padi varietas unggul baru ini bisa mencapai 10,56 ton gabah kering panen per hektare, atau dua kali lipat dari padi varietas pada umumnya.

Sumber: Republika