Pasar Mobil Listrik Indonesia Menjanjikan, Inilah Saran untuk Para Pelaku Industri

by -116 Views

BMW Indonesia mengadakan acara Pameran Kendaraan Listrik Grup BMW 2023 di Jakarta, Rabu (1/11/2023) (ilustrasi).

JAKARTA — Indonesia diprediksi akan menjadi pasar terbesar di kawasan Asia Tenggara dalam hal volume dan terbesar kedua dalam hal nilai penjualan (antara 26 miliar–30 miliar dolar AS) pada tahun 2035.

Mitra EY-Parthenon Indonesia, Anugrah Pratama, mengungkapkan bahwa karena potensi pasar yang besar di Indonesia, para pelaku industri dalam rantai nilai kendaraan listrik perlu mulai mengambil tindakan untuk memanfaatkan potensi yang ada. EY telah mengidentifikasi empat faktor yang diperlukan oleh semua pelaku industri.

“Mereka, harus memanfaatkan pengalaman mereka di sektor tersebut dan menggunakannya sebagai keunggulan kompetitif di pasar kendaraan listrik yang baru,” kata Anugrah.

Sebagai contoh, pelaku industri pertambangan batu bara dapat memanfaatkan keahlian mereka dalam bidang pertambangan, produsen otomotif lama dapat menggunakan pemahaman luas mereka tentang perilaku pelanggan dan kekuatan merek mereka, dan sebagainya.

Faktor-faktor lainnya meliputi skalabilitas, di mana pelaku industri harus kreatif dalam meluncurkan produk dan layanan terkait kendaraan listrik, kemampuan untuk mengelola pertumbuhan yang pesat, serta faktor pendanaan untuk menghadapi biaya akuisisi pelanggan awal yang tinggi dan pemanfaatan produk awal. Faktor terakhir adalah mengamankan keunggulan teknologi.

Berdasarkan pandangan Anugrah terhadap perkembangan industri kendaraan listrik di Indonesia saat ini, ada enam langkah strategis yang harus dilakukan oleh para pelaku industri agar memiliki kekuatan bersaing.

Pertama, memiliki visi dan proposisi nilai yang jelas dengan mengartikulasikan secara jelas ambisi kendaraan listrik dan faktor pembedanya. Kedua, memiliki strategi go-to-market dan bisnis yang menarik, yang tertanam dalam rencana pertumbuhan mereka.

Ketiga, membangun kemitraan strategis yang kuat dengan membangun rantai pasokan yang tangguh dan peluang kolaboratif. Keempat, pendekatan pembiayaan yang sesuai.

Kelima, menggunakan data dan strategi digital yang tepat untuk mengelola operasional dan mengintegrasikan ekosistem kendaraan listrik. Dan terakhir, mematuhi peraturan dan kebijakan yang berlaku.

Sumber: Republika