Pertamina NRE Memfokuskan Transisi Energi dengan Produksi Listrik Hijau

by -3327 Views

Pertamina New and Renewable Energy (Pertamina NRE) mencatat produksi pembangkitan listrik berbasis energi bersih selama 2023 mencapai 5,5 juta megawatt hour atau MWh (unaudited). Angka tersebut meningkat sebesar 18 persen dibandingkan pada 2022 sebesar 4,7 juta MWh.

“Pada akhir tahun 2023, kami sudah berhasil mengoperasikan proyek energi bersih skala besar seperti PLTS WK Rokan 25,7 MWp, PLTS Kilang Plaju 2,25 MWp, dan PLTGU Jawa-1 Unit 2 yang berkapasitas 880 MWp,” kata Corporate Secretary Pertamina NRE Dicky Septriadi dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (4/1/2024).

Pertamina NRE, kata dia, juga sedang memfinalisasi serangkaian proses tahap akhir untuk beberapa proyek yang siap dioperasikan di 2024, di antaranya PLTS Kilang Balongan, PLTS Kilang Dumai, PLTS Kilang Cilacap, PLTS di fasilitas Pemasaran Pertamina, dan PLTGU Jawa-1 Unit 1.

“Semua kami optimalkan demi terciptanya ekosistem energi bersih di Indonesia,” ujar Dicky.

Salah satu bisnis Pertamina NRE ialah pembangkitan listrik yang bersumber dari energi bersih, yakni panas bumi, tenaga surya, biogas, dan gas uap. Dari pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang dioperasikan oleh anak usaha, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE), produksi listrik yang dihasilkan hingga akhir 2023 mencapai 4,7 juta MWh (unaudited) atau naik 2 persen dibandingkan produksi listrik sebelumnya pada periode yang sama.

Sedangkan, produksi dari pembangkit Listrik berbasis energi terbarukan seperti pembangkit Listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit Listrik tenaga biogas (PLTBg) total mencapai 47 ribu MWh (unaudited) atau meningkat sebesar 59 persen dari tahun sebelumnya pada periode yang sama.

Selain itu, salah satu yang menjadi pencapaian Pertamina NRE, yakni beroperasinya pembangkit Listrik tenaga gas uap (PLTGU) Jawa-1 unit 2 yang berkapasitas 880 MW di Desember 2023.

Dengan beroperasinya pembangkit listrik tersebut, Pertamina NRE mencatat ada tambahan produksi Listrik sebesar 751 ribu MWh. Selanjutnya, beroperasinya PLTS berkapasitas 25,7 MWp di Wilayah Kerja (WK) Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan PLTS berkapasitas 2,25 MWp di area operasi Kilang Pertamina Plaju.

Pertamina NRE menyebut kinerja operasional tersebut juga didukung oleh kinerja health, safety, security, and environment (HSSE), di mana total jam kerja selamat mencapai 17.970.302 dan tanpa fatalitas.

Pada 2023, Pertamina NRE juga melaksanakan berbagai kerja sama strategis dalam industri hijau, di antaranya kerja sama komersial dengan Perhutani dalam Project Nature and Ecosystem Based Solutions (NEBS) untuk konsesi Semamu, kerja sama dalam pengembangan green hydrogen dan green ammonia.

Kemudian, kerja sama proyek uji coba kendaraan listrik dengan Pertamina Patra Niaga dan Honda serta melantainya PT PGE Tbk di bursa saham dengan kode emiten PGEO pada 25 Februari 2023.

PT PGE Tbk juga memenangkan proyek pengelolaan wilayah kerja panas bumi Way Ratai bekerja sama dengan Chevron, disusul dilaksanakannya groundbreaking PLTP Lumut Balai unit 2 berkapasitas 55 MW di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.

Pertamina NRE menjadi penjual kredit karbon pertama di peluncuran bursa karbon (IDXCarbon) yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 26 September 2023.

“Kinerja positif ini semua berkat kerja tanpa lelah dari keluarga besar Pertamina NRE group dan tentunya dengan dukungan dari para pemangku kepentingan terkait,” kata Dicky.

Sementara itu, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso mengatakan kinerja Pertamina NRE itu menjadi wujud komitmen Pertamina mendorong transisi energi di Indonesia.

“Sebagai leader dalam transisi energi, kami berharap pemanfaatan energi baru terbarukan dapat berdampak positif untuk mencapai net zero emission (NZE) dan memperbaiki kualitas udara di Indonesia,” ujar Fadjar.

sumber : Antara
Sumber: Republika