Potensi E-Commerce sebagai Sektor Teknologi di Indonesia

by -114 Views

DENPASAR- Mitra di East Ventures, Melisa Irene, menganggap perdagangan elektronik atau e-commerce sebagai sektor teknologi digital yang potensial di Indonesia saat ini.

Menurut Melisa, peluang bisnis e-commerce sangat besar. Hal itu terlihat dari jumlah konsumen daring (online shopper) yang meningkat dari 17 juta pada 2020 menjadi 32 juta pada 2021. Pelaku perdagangan elektronik di Indonesia juga termasuk yang terbanyak di wilayah Asia Tenggara.

“Indonesia sebenarnya adalah pasar e-commerce dengan pertumbuhan tercepat secara global. Ini sebenarnya adalah sesuatu yang sangat menggembirakan,” kata Melisa dalam Annual International Forum of Economic Development and Public Policy (AIFED) 2023, di Bali, beberapa waktu lalu.

Melisa memberikan contoh perdagangan elektronik dalam bidang logistik yang menjadi salah satu perdagangan elektronik dengan pertumbuhan pesat di Indonesia. Hal itu dipengaruhi oleh faktor geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang luas. Oleh karena itu, jasa yang menggabungkan teknologi digital dan logistik memiliki peluang pasar di Indonesia.

Selain itu, Melisa juga membeberkan tiga sektor teknologi lainnya yang potensial di Indonesia. Pertama, teknologi layanan kesehatan (healthcare). Belanja kesehatan perkapita Indonesia turut meningkat dari 97 dolar AS pada 2015 menjadi 120 dolar AS pada 2019.

“Saat ini, perusahaan teknologi layanan kesehatan jumlahnya masih kurang dari 100, tapi dengan jumlah permintaan cenderung tinggi. Oleh karena itu, sektor teknologi layanan kesehatan masih memiliki peluang yang besar, khususnya bidang prediktif diagnostik dan farmakogenomik,” ungkapnya.

Kedua, berbagai peluang turut hadir terkait teknologi iklim (climate tech) yang akan sangat berkembang seiring dengan komitmen emisi nol bersih (net zero emission). Sebagai perusahaan modal ventura, East Ventures memandang sektor teknologi iklim dalam empat pilar yang mencakup energi baru terbarukan (EBT); pangan dan pertanian; mobilitas, dan pengelolaan limbah.

Sektor ketiga yang dinilai potensial, yakni sektor teknologi finansial (fintech) yang juga terus berkembang pesat. Indonesia merupakan rumah untuk 20 persen dari perusahaan fintech Asia Tenggara, diperkirakan akan menghasilkan 8,6 miliar dolar AS selama lima tahun ke depan.

Associate Professor Monash University Arif Perdana juga berpendapat posisi Indonesia di lanskap teknologi keuangan sudah cukup maju. Terutama karena didukung dengan sumber daya manusia yang sudah cukup terlatih dan banyaknya perusahaan rintisan (startup) yang muncul untuk melayani permintaan masyarakat terhadap akses keuangan digital.