Tanggapan Ekonomi Terhadap Debat Cawapres mengenai Target Pertumbuhan Ekonomi

by -604 Views

JAKARTA — Pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi salah satu fokus dalam debat calon wakil presiden (cawapres) di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (22/12/2023). Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 03 Mahfud MD menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi sebesar tujuh persen dapat tercapai dengan syarat mampu memberantas korupsi dan inefisiensi di sektor-sektor pertumbuhan ekonomi, yaitu di sektor konsumsi, belanja pemerintah, ekspor-impor, dan investasi.

Sementara itu, cawapres nomor urut 01 Muhaimin Iskandar menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5 persen-6 persen. Cak Imin menjelaskan bahwa jika target pertumbuhan ekonomi terlalu tinggi dan tidak realistis, maka dapat menambah utang luar negeri.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal menyatakan bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia sejak reformasi hingga kini berada di angka lima persen. Faisal mengatakan bahwa tren pertumbuhan ekonomi sempat mengalami peningkatan di masa pemerintahan Presiden SBY, namun tidak berlangsung lama.

“Setelah reformasi, rata-rata pertumbuhan ekonomi kita itu lima persen, pernah enam persen di zaman SBY tapi cuma satu-dua tahun, pernah juga empat persen saat krisis global, pernah lebih rendah lagi saat awal 2000,” ujar Faisal saat dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Sabtu (23/12/2023).

Faisal menyampaikan bahwa pemerintah seharusnya menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar tujuh persen agar tidak terjebak dalam middle income trap. Faisal mengatakan bahwa diperlukan terobosan besar agar mampu mencapai target tersebut.

“Kalau melihat sepuluh tahun terakhir, Jokowi juga menetapkan tujuh persen, tapi tidak tercapai. Kalau mau tujuh persen, caranya harus betul-betul banyak terobosan di luar yang sudah pernah dilakukan,” ucap Faisal.

Faisal menyampaikan bahwa hilirisasi hanya merupakan salah satu dari banyak strategi yang bisa dioptimalkan pemerintah. Faisal menyarankan pemerintah untuk lebih mendalami cakupan hilirisasi agar dapat memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Kalau mendorong hilirisasi harus diperluas untuk bisa tujuh persen. Kemarin, dengan hilirisasi nikel menjadi feronikel, pertumbuhan ekonomi masih lima persen saja,” sambung Faisal.

Faisal menyebut bahwa pemerintah bisa melakukan hilirisasi pada sektor yang lebih padat karya dan sesuai dengan kualitas SDM, yaitu hilirisasi pada sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan. Faisal menilai pengembangan hilirisasi yang sesuai dengan karakteristik akan memiliki dampak lebih besar dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

“Hilirisasi hanya salah satu bentuk revitalisasi industri. Yang perlu dilakukan adalah strategi yang lebih baik, efektif, dan komprehensif agar dapat mencapai tujuh persen,” kata Faisal.

Sumber: Republika

Artikel ini dipublikasikan dalam platform Republika pada link berikut: https://ekonomi.republika.co.id/berita/s6427r370/debat-cawapres-soal-target-pertumbuhan-ekonomi-ini-tanggapan-ekonom