PLN Bermitra Dengan Tiga Perusahaan Energi Untuk Meningkatkan Program Dedieselisasi

by -134 Views

PLN Memperluas Kolaborasi untuk Program Dedieselisasi demi Transisi Energi Nasional

JAKARTA — PT PLN (Persero) meluas kolaborasi untuk menggenjot program dedieselisasi sebagai bagian dari transisi energi nasional dan upaya mitigasi perubahan iklim. Dalam hal ini, PLN menjalin kerja sama dengan tiga perusahaan energi, yaitu ib vogt GmbH Jerman, PT Indika Energy Tbk, dan Infraco Asia Development Pte, Ltd.

Perjanjian besar ini ditandai dengan penandatanganan Letter of Intent (LOI) oleh para pihak di Jakarta, pada Kamis (21/12/2023). Dalam kesepakatan tersebut, program ini akan dibagi menjadi dua klaster, yaitu kolaborasi PLN Nusantara Power dan ib vogt GmbH dalam mendorong dedieselisasi di klaster pertama yang mencakup wilayah Indonesia bagian Barat. Sedangkan kolaborasi PLN Indonesia Power, PT Indika Energy Tbk, dan Infraco Asia Development Pte, Ltd. akan bersama-sama mendorong dedieselisasi di klaster kedua yang mencakup wilayah Indonesia bagian Timur.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyatakan bahwa program dedieselisasi ini sejalan dengan upaya kemandirian energi nasional, yaitu dengan terus menekan ketergantungan terhadap bahan bakar minyak bumi yang diimpor, dan menggantinya dengan energi terbarukan dari domestik yang lebih ramah lingkungan. Melalui program dedieselisasi, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang sebelumnya melayani kebutuhan masyarakat di daerah terisolir, akan bertahap digeser secara hybrid memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT) dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

“Dengan cara ini, kita menjadi satu kesatuan yang utuh untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Dengan impian besar untuk memperlambat pemanasan global dan jika memungkinkan, untuk mendinginkan bumi,” ungkap Darmawan, dalam keterangan tertulis, Sabtu (23/12/2023).

Darmawan juga menyatakan bahwa saat ini PLN memiliki sekitar 5.200 PLTD yang tersebar di sekitar 2.100 lokasi. Dengan dedieselisasi, pihaknya berharap biaya dan emisi karbon yang besar dari operasional PLTD dapat ditekan maksimal.

Dalam jangka panjang, program dedieselisasi diharapkan tidak hanya akan menyelamatkan bumi dari ancaman perubahan iklim, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui penyediaan listrik yang andal, murah, dan ramah lingkungan.

“Melalui kolaborasi ini, kita akan mengganti mesin diesel dengan energi surya yang dilengkapi dengan sistem penyimpanan yang mumpuni,” tambah Darmawan.

Direktur Manajemen Proyek dan EBT PLN Wiluyo Kusdwiharto menambahkan bahwa program dedieselisasi PLTD diperkirakan mampu mengurangi konsumsi bahan bakar minyak sebesar Rp 722,1 miliar dan mengurangi emisi CO2 sekitar 132 ribu ton per tahun.

“Dua klaster yang kita rencanakan pada LOI hari ini, akan membantu Indonesia dalam meningkatkan bauran EBT di sektor ketenagalistrikan secara masif. Potensinya mencapai 171 Gigawatt hour (Gwh) per tahun dan mampu menyala 24 jam nonstop atas teknologi mutakhir yang kita gunakan,” ujar Wiluyo.

Wiluyo juga mengungkap bahwa ada banyak tantangan di lapangan untuk menggodok program dedieseliasi, namun melalui kolaborasi yang dilakukan, program ini diharapkan dapat meningkatkan suplai listrik nonstop selama 24 jam untuk daerah terisolir.

Managing Director Asia Pacific ib vogt GmbH, David Ludwig, menyampaikan apresiasi terhadap PLN yang menyertakan perusahaannya dalam program dedieselisasi ini. Ia juga mengakui bahwa program ini memiliki tantangan yang cukup besar, mengingat puluhan program akan dilakukan di pulau-pulau yang terisolir.

Konsorsium PT Indika Energy Tbk dan Infraco Asia Development Pte., Ltd. yang diwakili oleh Presiden Direktur PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya, Yovie Priadi, menyatakan kesediaannya terus berinisiatif membangun proyek-proyek EBT di tanah air untuk membantu pemerintah mencapai target net zero emissions (NZE) di tahun 2060. Oleh sebab itu, kepercayaan PLN dalam program dedieselisasi di klaster Indonesia bagian timur sangat disambut baik.