Seorang pria bekerja dan menjual pisang di pasar tradisional Lambaro, Aceh Besar.
Jakarta— Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) menandatangani kesepakatan pendanaan riset genetik pisang bersama Badan Riset dan Inovasi (BRIN) dan Badan Gates Foundation (BMGF) dengan nilai komitmen sebesar 5,42 juta dolar AS atau Rp 84 miliar.
Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (21/12/2023), Divisi Hukum dan Komunikasi LPDP Kementerian Keuangan menyatakan pendanaan tersebut diberikan oleh BMGF untuk riset kolaborasi karakterisasi dan pra-pemuliaan (pre-breeding) tanaman pisang liar untuk perbaikan genetik pisang yang dikelola oleh BRIN.
Dana tahap pertama tahun 2023 senilai 2,25 juta dolar AS atau Rp 35 miliar telah diterima oleh LPDP pada 1 Desember 2023 untuk pelaksanaan riset terhitung sejak 17 November 2023.
Riset pisang ini fokus pada pengumpulan material, karakterisasi dan pre-breeding menggunakan teknologi terkini, seperti Whole Genome Sequence untuk genome mapping dan mengidentifikasi gene pengatur sifat unggul dan teknologi omics lainnya (metabolomik dan transkriptomik). Selain itu, kitogenetik dikombinasikan dengan teknik konvensional untuk menghasilkan metode pemuliaan yang lebih efektif dan efisien.
Dalam kerja sama pelaksanaan riset, sudah dipersiapkan perjanjian dan Material Transfer Agreement sesuai peraturan dan hukum di Indonesia agar keanekaragaman hayati Indonesia, terutama sumber daya genetik pisang Indonesia terjaga secara ketat dan terlindungi sebagai aset genetik Indonesia.
Proyek tersebut turut melibatkan beberapa institusi riset lainnya, seperti International Institute of Tropical Agriculture (IITA) di Uganda dan Tanzania, KU Leuven dan Meise Botanic Gardens di Belgia, University of Queensland di Australia, Wageningen University Research di Belanda, serta Institute of Experimental Botany di Republik Ceko. Harapannya, proyek riset pisang itu membawa perubahan nyata dalam kemajuan riset pertanian dan memberikan dampak positif yang luas bagi breeders dan petani di Indonesia serta negara-negara lain yang akan menjadi penerima hasil riset, terutama Afrika Sub-Sahara serta negara-negara Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Selain itu, dengan terlaksananya proyek kerja sama pendanaan dari BMGF, diharapkan menjadi pintu pembuka potensi kerja sama dengan filantropi lainnya di masa depan baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Sumber : Antara. Sumber: Republika