Minta Pemikiran Gus Dur tentang Demokrasi untuk Terus Disebarkan oleh Inayah Wahid dalam Ziarah ke Makam Sang Ayah

by -184 Views

Inayah Wahid bertemu dengan Pengasuh Pontes Tebuireng, Gus Kikin, saat berziarah di makam Gus Dur pada hari Minggu (17/12/2023). (Foto: Gono Dwi Santoso / Suara Indonesia)

SUARA INDONESIA, JOMBANG – Dalam rangka memperingati Bulan Gus Dur, Inayah Wulandari Wahid atau Inayah Wahid, melakukan ziarah ke makam ayahnya, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, di kompleks pemakaman Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng Jombang, pada hari Minggu (7/12/2023).

Putri dari Presiden ke-4 Republik Indonesia juga melakukan ziarah ke pusara kakek buyutnya, KH Hasyim Asy’ari, salah satu tokoh pendiri organisasi Nahdlatul Ulama (NU).

Saat melakukan ziarah di makam Gus Dur, Inayah Wahid didampingi oleh Pengasuh Ponpes Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin, serta Plt Kepala Museum dan Cagar Budaya (MCB), Ahmad Mahendra, beserta komunitas lintas etnis dan agama.

“Ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang diadakan oleh Museum Islam Indonesia Hasyim Asy’ari (Minha) Tebuireng. Kegiatan seperti ini sangat membantu,” katanya.

Inayah berharap bahwa warisan pemikiran dari KH Hasyim Asy’ari atau Mbah Hasyim dan Gus Dur tetap bisa disebarkan. Menurutnya, pemikiran Gus Dur yang relevan saat ini untuk disebarkan adalah warisan etika demokrasi.

Tema mengenang kembali etika demokrasi Gus Dur juga merupakan tema yang digunakan dalam Haul Gus Dur di Ciganjur, Jakarta.

“Gus Dur pernah menulis tentang kondisi yang seolah-olah demokrasi, seolah-olah konstitusional, seolah-olah taat hukum, seolah-olah kita ini sebenarnya bebas, tapi apakah betul kondisinya seperti itu?” ungkapnya.

Menurut Inayah, itu adalah pertanyaan yang diajukan Gus Dur di era 90-an di bawah rezim Orde Baru. Pemikiran itu, menurutnya, masih relevan untuk ditanyakan hari ini. “Apakah demokrasi yang kita dapatkan hari ini benar-benar demokrasi atau hanya seolah-olah demokrasi,” katanya.

Terkait rangkaian kegiatan yang diadakan oleh Minha Tebuireng, Inayah, sebagai perwakilan dari keluarga Gus Dur, menyampaikan terima kasih kepada penyelenggara acara, serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

“Kami merasa ini merupakan langkah sesuai dengan keinginan kami. Harapan kami adalah agar bukan hanya masalah haul, bukan hanya doa semata, tetapi juga bagaimana warisan pemikiran Gus Dur dan Mbah Hasyim tetap bisa disebarkan,” ungkapnya. (*)

« Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta: Gono Dwi Santoso
Editor: Mahrus Sholih