JAKARTA – Pos Indonesia yang sudah mengalami transformasi menjadi POS IND meluncurkan mesin sortir robotik dan RFID (Radio Frequency Identification) di Pos Bloc Surabaya, Jawa Timur. Peluncuran ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir.
Menteri BUMN Erick Thohir menyambut positif penggunaan mesin sortir robotik dan RFID. “Ini merupakan wujud dari transformasi yang POS IND jalankan, saya berharap peresmian merek dan logo menjadi momentum yang baik bagi perusahaan ini untuk terus bertumbuh, menggarap potensi bisnis yang ada dengan memaksimalkan kemajuan teknologi saat ini,” ujar Erick dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (17/11/2023).
Direktur Utama POS IND Faizal Rochmad Djoemadi menyampaikan bahwa penggunaan mesin sortir robotik dan RFID dilakukan untuk meningkatkan Customer Experience, yaitu pengiriman produk yang lebih cepat dan aman.
“Penggunaan mesin sortir robotik dan RFID merupakan bagian dari program kerja kami, yaitu otomasi dan modernisasi proses bisnis. Kami akan melanjutkan transformasi agar kerja lebih efisien dan efektif. Digitalisasi, otomasi dan robotik akan menjadi competitive dan comparative advantage bagi POS IND dalam berkompetisi,” ungkap Faizal.
Mesin sortir robotik yang digunakan di POS IND adalah Autonomous Mobile Robots (AMR). Ini merupakan jenis robot yang memiliki Artificial Intelligence (AI) yang dilengkapi dengan sensor dan teknologi komputasi, sehingga dapat mempelajari dan menafsirkan lingkungannya. Jumlah robot yang terdapat di SPP Surabaya sebanyak 40 buah. Keempat puluh unit robot ini mampu menyortir 3.000 paket per jam.
Adapun sistem RFID merupakan sebuah sistem identifikasi obyek yang terdiri atas reader (pembaca) dan tag (penanda). Reader akan memancarkan gelombang radio yang akan memantulkan informasi tag yang berada dalam jarak jangkauannya. Informasi tag RFID bersifat unik dan hanya ada satu di seluruh dunia. Rencananya, pada 2024 RFID akan digunakan di seluruh SPP dan KCU di Pulau Jawa.
Penggunaan mesin sortir robotik selanjutnya akan diimplementasikan di SPP Jakarta. Teknologi RFID sendiri saat ini sudah digunakan di SPP Surabaya dan SPP Jakarta. Targetnya, tahun 2024 RFID akan digunakan di seluruh SPP dan KCU di Pulau Jawa.
Faizal mengatakan transformasi proses bisnis merupakan satu dari tujuh program transformasi yang digagas POS IND. Benang merah dari transformasi ini adalah mengautomasi pekerjaan-pekerjaan dan kegiatan terkait pemrosesan kiriman yang sebelumnya dilakukan secara manual. Tahun ini merupakan tahun ketiga dari perjalanan transformasi bisnis POS IND.