YOGYAKARTA – Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian menekankan bahwa pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM perlu menyadari pentingnya keamanan dalam dunia siber agar bisnis yang mereka kelola di dunia digital dapat berkelanjutan.
“Untuk memiliki bisnis yang berkelanjutan, proses digitalisasi UMKM perlu didukung dengan peningkatan kemampuan dan kesadaran dalam keamanan siber,” kata Hinsa saat menjadi pembicara kunci pada Temu Bisnis Nasional UMKM #6 di Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hinsa menyampaikan bahwa data menunjukkan bahwa sekitar 87 persen UMKM di Indonesia telah menggunakan internet dalam bisnisnya dan 73 persen UMKM telah memiliki akun lokapasar untuk menjual produknya.
Di sisi lain, sekitar 48 persen dari total penduduk Indonesia yang mencapai 278,8 juta orang telah melakukan pencarian barang dan jasa secara daring, di mana 46 persen di antaranya juga melakukan transaksi secara daring.
Hinsa menekankan bahwa serangan siber terhadap UMKM dapat membahayakan perekonomian negara, mengingat kontribusi UMKM sebesar 60,5 persen terhadap produk domestik bruto Indonesia.
Ia juga menambahkan bahwa serangan siber terhadap UMKM umumnya berupa ransomware, phising, software vulnerability exploit, insider threat, dan kombinasi antara social engineering dan malware.
Untuk melindungi UMKM dari serangan siber, Hinsa menegaskan bahwa diperlukan kesadaran keamanan siber UMKM serta kolaborasi dan sinergi antarpemangku kepentingan, serta kesatuan tindakan yang merujuk pada strategi keamanan siber nasional.
Hinsa berharap perguruan tinggi di Indonesia, seperti UGM, dapat berperan sebagai katalis untuk mendukung pemenuhan kemampuan dan peningkatan kesadaran keamanan siber bagi UMKM melalui literasi keamanan siber.
Sumber :
https://ekonomi.republika.co.id/berita/s4d27n457/bssn-pelaku-umkm-perlu-miliki-kesadaran-soal-keamanan-siber