Jakarta – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pertumbuhan sektor manufaktur pada kuartal III 2023 sebesar 5,2 persen merupakan bukti bahwa Indonesia tidak sedang dalam proses deindustrialisasi dini. Menperin menyebut sektor industri justru mampu menopang ekonomi domestik.
“Kami akan terus berupaya agar sektor manufaktur dapat semakin meningkatkan produktivitas dan daya saingnya, serta mendukung terciptanya peluang pasar yang semakin besar bagi produk dalam negeri, baik domestik maupun ekspor,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Selasa (7/11/2023).
Sektor industri kembali menduduki peringkat pertama atau menyumbang investasi terbesar yaitu 41,2 persen terhadap realisasi investasi nasional (sebesar Rp 433,9 triliun) sepanjang Januari-September 2023. Angka ini naik 18,8 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya.
Di sisi ketenagakerjaan, sektor industri pengolahan juga menyerap 19,35 juta atau 13,83 persen dari total pekerja berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Bukti lain bahwa deindustrialisasi tidak terjadi pada industri manufaktur Indonesia saat ini adalah industri manufaktur terus berada dalam fase ekspansi sampai dengan bulan Oktober 2023.
“Itu tercermin dari Indeks Kepercayaan Industri dan Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur Indonesia yang terus berada di atas 50,00 atau level ekspansi hingga Oktober 2023,” kata Menperin.
Optimisme juga tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang tetap dalam zona optimis sebesar 121,7 pada bulan September 2023.
Menperin menyebutkan, indikator-indikator tersebut menunjukkan masih kuatnya sektor industri dalam menopang perekonomian domestik Indonesia mengarah pada arah berlawanan dengan deindustrialisasi dini.
Berdasarkan data yang dirilis BPS, pertumbuhan sektor industri pengolahan pada kuartal III-2023 didukung oleh permintaan domestik yang kuat untuk Industri Barang Logam; Komputer; Barang Elektronik; Optik; dan Peralatan Listrik yang mengalami pertumbuhan hingga 13,68 persen. Peningkatan terjadi terutama pada produksi barang logam. Selanjutnya Industri Logam Dasar tumbuh 10,86 persen, didorong permintaan luar negeri terutama untuk produk ferronickel dan nickel matte.