Dampak El Nino dalam skala global membuat beberapa negara, seperti India, Bangladesh, dan Rusia, membatasi ekspor dan menjaga stok beras mereka. Dalam konferensi pers, Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyebut bahwa India, yang merupakan salah satu negara yang melakukan pembatasan ekspor beras, hanya memberikan kontribusi sebesar 0,39 persen dari total impor beras Indonesia. Larangan ekspor beras dari Bangladesh dan Rusia juga tidak langsung berdampak pada Indonesia karena kedua negara itu bukan merupakan negara asal impor beras utama ke Indonesia.
Karena pembatasan ekspor dari negara-negara itu, impor beras Indonesia beralih ke negara lain, terutama Vietnam dan Thailand. BPS mencatat bahwa impor beras terbesar ke Indonesia berasal dari dua negara tersebut.
Selain itu, BPS juga mencatat adanya perubahan luas panen padi secara nasional pada bulan September 2023 dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya. Terdapat penurunan luas panen sebesar 0,44 persen atau sekitar 3.698 hektar.
Lima provinsi dengan penurunan luas panen tertinggi pada bulan tersebut adalah Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, dan Nusa Tenggara Timur. Selain itu, terdapat juga perubahan produksi padi secara nasional yang mengalami penurunan sebesar 49.863 ton atau sekitar 1,15 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Lima provinsi dengan penurunan produksi tertinggi adalah Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara Timur.
Mohammad Faisal, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, menilai bahwa sebelum melakukan impor, pemerintah perlu memperhatikan kondisi domestik dan melihat potensi produksi dari setiap daerah. Faisal menyarankan agar pasokan beras dari dalam negeri harus dimaksimalkan terlebih dahulu sebelum melakukan impor dari negara lain.
Faisal juga mengingatkan untuk menghitung dengan baik jumlah impor agar tidak terlalu berlebihan, terutama mengingat akan adanya panen raya pada bulan Februari-Maret.