Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan bahwa tingkat konsumsi BBM Pertalite telah mencapai 24,87 juta kl atau sekitar 76,38 persen dari kuota yang ditetapkan pada tahun 2023 sebesar 32,56 juta kl.
Menteri ESDM, Arifin Tasrif, mengatakan bahwa pihaknya telah meminta PT Pertamina (Persero) untuk mengoptimalkan distribusi Pertalite, yang merupakan Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP), sesuai dengan kuota yang telah ditetapkan hingga akhir tahun.
Sementara itu, untuk Jenis Bahan Bakar Tertentu (JBT) Solar yang merupakan BBM bersubsidi, realisasi penyalurannya telah mencapai 14,52 juta kl atau sekitar 85,41 persen dari kuota yang ditetapkan sebesar 17 juta kl.
Arifin juga menanggapi penurunan harga BBM nonsubsidi oleh sejumlah badan usaha di Indonesia pada 1 November 2023 lalu. Ia menjelaskan bahwa penurunan harga tersebut mengikuti pergerakan indeks harga minyak internasional saat ini.
Lebih lanjut, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, menjelaskan bahwa harga keekonomian Pertalite masih sekitar Rp 2.000 lebih mahal per liter dibandingkan harga jual saat ini. Harga asli Pertalite seharusnya sekitar Rp 12.000 per liter, sedangkan harga jual yang ditetapkan pemerintah saat ini adalah Rp 10.000 per liter.
Tutuka menyatakan bahwa saat ini belum ada peluang penurunan harga Pertalite mengingat kondisi tersebut.
Sumber: Republika