JAKARTA – Grup Manufaktur Farmasi Internasional (IPMG) mewujudkan komitmennya untuk mengurangi kecepatan degradasi lingkungan dengan melakukan penanaman pohon di sejumlah lokasi. IPMG dan beberapa anggotanya berpartisipasi dalam program kemitraan yang diselenggarakan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), yang melibatkan kegiatan penanaman pohon mangrove. Inisiatif BPOM ini adalah bagian dari upaya pemerintah untuk mencapai target Netto Karbon Indonesia sebelum tahun 2060.
BPOM telah meluncurkan serangkaian program inisiatif untuk peduli lingkungan dan menghargai industri obat dan makanan yang melaksanakan program-program keberlanjutan lingkungan. Salah satu inisiatif pertama adalah BPOM Award untuk Industri Farmasi dan Makanan Berkelanjutan yang mendukung keberlanjutan lingkungan. Sebagai program lanjutan, BPOM menginisiasi Program Net Zero Carbon melalui inisiatif Konservasi Ekosistem Mangrove.
Dalam sebuah berita pers yang dikeluarkan oleh BPOM pada Selasa (31/10/2023), Kepala BPOM Penny Lukito menyatakan bahwa BPOM menginisiasi Program Net Zero Carbon melalui konservasi ekosistem mangrove sebagai program kolaborasi antara pelaku usaha obat dan makanan serta pemangku kepentingan lainnya. Produksi dan konsumsi obat dan makanan yang berkelanjutan adalah tanggung jawab bersama dalam mengatasi krisis lingkungan.
“Peran regulator dalam menetapkan kebijakan pembangunan berkelanjutan harus didukung oleh komitmen produsen untuk mengembangkan teknologi dan inovasi yang ramah lingkungan dalam siklus produksi,” kata Penny.
Kegiatan ini dimulai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara BPOM dengan beberapa pelaku usaha dan perwakilan industri, termasuk IPMG. Komitmen para pihak diwujudkan melalui penanaman mangrove secara simbolis, dan program ini akan berlangsung selama beberapa tahun mendatang.
Anggota Dewan IPMG sekaligus Ketua Industri Kebijakan Taskforce, Idham Hamzah, mengatakan bahwa ketidakseimbangan dan degradasi lingkungan merupakan ancaman terbesar bagi kesehatan di dunia dan meningkatkan risiko munculnya penyakit baru. Sebagai perkumpulan perusahaan asing yang berbasis pada riset dan pengembangan, IPMG menyadari bahwa kelangsungan hidup dan kesehatan manusia berhubungan erat dengan kondisi planet Bumi.
Konservasi mangrove terbukti dapat mencapai setidaknya enam dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, termasuk mitigasi perubahan iklim. Ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem paling efektif dalam menyerap karbon di bumi, berkontribusi pada pengelolaan hutan yang berkelanjutan, dan menjaga keanekaragaman hayati.
Oleh karena itu, IPMG bersama beberapa anggotanya, seperti PT AstraZeneca Indonesia, PT Glaxo Wellcome Indonesia (GSK), PT Mitsubishi Tanabe Pharma Indonesia, PT Otsuka Indonesia, dan PT Pfizer Indonesia, berkontribusi pada program ini dan memulai penanaman mangrove secara simbolis dari total 3.450 pohon mangrove yang akan ditanam secara berkala hingga tahun 2025.
Selain memberikan perlindungan terhadap abrasi dan risiko bencana alam, pengendalian pencemaran air dan polusi udara, serta mengurangi emisi gas rumah kaca, penanaman mangrove juga berupaya memanfaatkan potensi bahan baku alam dari keanekaragaman hayati di hutan mangrove, menjaga keseimbangan ekosistem dan kesehatan, serta berpotensi memberikan dampak ekonomi bagi komunitas.
“Kami mengapresiasi inisiatif BPOM dalam upaya memulihkan lingkungan dan mendorong partisipasi industri untuk memperlambat proses degradasi lingkungan dan memperbaikinya. Kami yakin kerja sama lintas sektor ini juga bermanfaat bagi sumber daya manusia yang terlibat dalam merawat dan menjaga pertumbuhan pohon mangrove,” kata Idham.