Harga Gabah dan Beras Tetap Tinggi dan Tidak Akan Kembali Ke Harga Awal

by -126 Views

Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) meyakini harga gabah dan beras tidak akan turun seperti sebelumnya. Meskipun produksi meningkat pada musim panen rendeng tahun depan, pergerakan harga diproyeksikan akan kembali mencapai keseimbangan baru.

Ketua Umum Perpadi, Sutarto Alimoeso, mengatakan bahwa harga gabah kering panen (GKP) yang diterima penggilingan dari petani saat ini berkisar Rp 7.000 per kilogram, lebih tinggi dari harga acuan pemerintah sebesar Rp 5.000 per kg.

Harga acuan gabah juga mengalami kenaikan pada Maret 2023 menjadi Rp 4.200 per kg dari sebelumnya. Penyesuaian harga dilakukan oleh Badan Pangan Nasional karena tren harga gabah telah mencapai lebih dari Rp 5.000 per kg.

Sutarto menyatakan bahwa harga gabah kemungkinan tidak akan kembali menjadi Rp 5.000 per kg. Menurutnya, harga acuan perlu direvisi.

Kenaikan harga gabah dan beras saat ini disebabkan oleh imbas El Nino dan kenaikan biaya produksi gabah. Harga pupuk dan bibit sangat mempengaruhi harga produksi petani. Selain itu, rantai pasok beras yang belum efisien juga menjadi faktor yang membuat harga beras sampai di tangan konsumen menjadi tinggi.

Sutarto mengatakan bahwa harga ideal gabah kering panen saat ini dalam situasi normal adalah sekitar Rp 6.000 per kg. Harga tersebut dinilai sudah memberikan keuntungan yang wajar bagi petani.

Namun, dampak dari kenaikan harga gabah adalah kenaikan harga beras, terutama untuk beras jenis medium. Dengan harga wajar gabah Rp 6.000 per kg, harga beras medium akan naik menjadi sekitar Rp 11.500 per kg-Rp 12.000 per kg, lebih tinggi dari patokan harga eceran tertinggi (HET) beras medium sebesar Rp 10.900 per kg-Rp 11.800 per kg.

Harga riil beras medium saat ini telah melonjak hingga lebih dari Rp 13 ribu per kg, berdasarkan catatan Badan Pangan Nasional. Harga untuk beras premium masih dapat dipertahankan pada level Rp 13.900 per kg-Rp 14.800 per kg sesuai dengan HET saat ini.

Sutarto menyarankan agar perbedaan jarak antara harga beras medium dan premium dikurangi. Menurutnya, perbedaan HET saat ini terlalu besar.

Sumber: Republika