Catatan Arus Kas Saratoga Meningkat 35 Persen Berkat Dividen

by -126 Views

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) berhasil menjaga kinerja perusahaan stabil di tengah gejolak pasar dan dinamika ekonomi domestik dan global.

Hingga kuartal III 2023, Saratoga mencatat arus kas dividen sebesar Rp 2,9 triliun, naik 35% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Nilai Aset Bersih (NAV) Saratoga pada kuartal III 2023 mencapai Rp 49,8 triliun.

Presiden Direktur Saratoga, Michael William P Soeryadjaya, mengatakan bahwa perekonomian global yang dinamis telah berdampak pada berbagai sektor bisnis di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Harga energi dan komoditas terus berfluktuasi dengan tingkat inflasi dan suku bunga global yang tinggi. Untuk menghadapi situasi tersebut, Saratoga menjalankan strategi investasinya secara hati-hati, disiplin, dan fokus pada pengelolaan arus kas yang kuat.

Salah satu investasi strategis yang didukung oleh Saratoga adalah penguatan bisnis PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA), anak usaha MDKA yang berfokus pada rantai pasok baterai kendaraan listrik. MBMA telah menandatangani perjanjian dengan GEM Co, Ltd (GEM) untuk membangun pabrik pengolahan High-Pressure Acid Leach (HPAL) dengan kapasitas produksi 30 ribu ton nikel dalam Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) per tahun. Pabrik ini akan dibangun di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) dan dioperasikan melalui PT ESG New Energy Material, perusahaan patungan antara MDKA dan GEM, dengan target operasi pada akhir 2024 untuk tahap pertama dan pertengahan 2025 untuk tahap kedua. Pabrik ini juga akan membeli dan memproses bijih nikel laterit dari Tambang Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) milik MBMA berdasarkan perjanjian pasokan selama 20 tahun.

Saratoga juga akan tetap mengoptimalkan setiap peluang investasi di sektor-sektor strategis yang berdampak besar bagi keberlanjutan ekonomi nasional, seperti sektor kesehatan, produk konsumen, infrastruktur digital, dan energi terbarukan.

Direktur Investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk, Devin Wirawan, menjelaskan bahwa kinerja operasional Saratoga juga didukung dengan tingkat efisiensi yang optimal, terlihat dari rasio biaya dan utang yang rendah. Hingga kuartal III 2023, rasio biaya operasional tahunan terhadap NAV adalah 0,5%, dan rasio pinjaman adalah 0,3%, dibandingkan dengan 0,3% dan 0,9% pada periode yang sama tahun lalu. Selain itu, biaya bunga berhasil diturunkan sebesar 52% YoY berkat penurunan utang bersih. Saat ini, posisi utang bersih Saratoga adalah Rp 166 miliar, yang menurun sebesar 72% YoY dari sebelumnya Rp 588 miliar.

Sumber: Republika