JAKARTA — Presiden Joko Widodo secara resmi melantik Andi Amran Sulaiman sebagai Menteri Pertanian (Mentan) pada Rabu (25/10/2023) di Istana Negara. Pelantikan Amran didasarkan pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 101 P tahun 2023 tentang pengangkatan Menteri Pertanian Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024 per 24 Oktober 2023.
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi memberikan ucapan selamat kepada Mentan Amran atas amanah tersebut. “Alhamdulillah, Bapak Presiden Jokowi telah melantik Menteri Pertanian definitif pagi ini. Pak Amran sahabat lama saya, tidak diragukan lagi integritas dan kemampuannya. Selamat dan sukses untuk Pak Amran Sulaiman,” ujar Arief dalam keterangannya, Rabu (25/10/2023).
Arief sebelumnya juga menjabat sebagai Plt Menteri Pertanian dan ia berharap dengan dilantiknya Amran, sektor pertanian akan semakin maju meskipun dihadapkan pada tantangan perubahan iklim yang mempengaruhi produksi pangan. “Kami optimis dapat terus membangun sinergi bersama-sama antara NFA dan Kementerian Pertanian, serta dengan para pakar, akademisi, BUMN Pangan, asosiasi dan pelaku usaha, serta media dalam memajukan pembangunan pertanian dan ketahanan pangan nasional,” ungkapnya.
Pada 6 Oktober 2023, Arief ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo sebagai Plt Menteri Pertanian menggantikan Syahrul Yasin Limpo yang mengundurkan diri. Presiden menyebut penunjukan Arief bertujuan untuk meningkatkan koordinasi dan kemudahan kerja di Kementerian Pertanian.
Selama menjabat sebagai Plt Mentan, Arief mengambil tindakan cepat dengan melakukan konsolidasi internal dan mengakselerasi sektor pertanian, terutama dalam penguatan input produksi seperti benih, bibit, alat dan mesin pertanian (alsintan), pupuk, dan air. Arief memastikan ketersediaan pupuk yang cukup sehingga produksi dapat berjalan dengan baik. Selain itu, benih yang digunakan harus unggul dan berkualitas. Pengembangan irigasi juga perlu dilakukan agar petani mendapatkan pasokan air yang cukup.
Target produksi padi ditingkatkan dari 31 juta ton menjadi 35 juta ton. Menurut Arief, untuk mencapai ketahanan pangan, semua aspek dari hulu hingga hilir harus bekerja sama melalui kolaborasi yang kuat. Produksi di hulu mempengaruhi ketersediaan pangan di hilir, oleh karena itu, dengan membangun ekosistem pangan terintegrasi, akan terjadi kesinambungan antara produsen pangan di hulu dengan kebutuhan masyarakat di hilir.
Oleh karena itu, Arief meminta seluruh jajaran eselon 1 di Kementan untuk menyusun program dalam tiga bulan ke depan, termasuk mempercepat persiapan masa tanam sehingga pada saat panen raya tahun depan, produksi sesuai dengan target yang ditetapkan.
Sumber: Republika